rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Sabtu, 19 Maret 2011

"makanan ruhiyah" :) (05012011)

"MAKANAN RUHIYAH" :)
ditulis tanggal 5 januari 2011
di putnuimutthea.multiply.com


Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Teringat sebuah oleh-oleh CCSA yang udah berakhir lebih dari 2 minggu yang lalu...
Ya,,Allah kirimkan beliau, Tn.T (nama diinisialkan) untuk mengingatkan diri ini tentang "makanan ruhiyah".

Ceritanya saat itu siang mendekati waktu habis jam dinas pagi,,mulai gak ada kerjaan,,kerjaan iseng-iseng pun dimulai..main ke bed pasien-pasien buat sekedar ngobrol (selalu menemukan hal menarik dari kegiatan iseng ini) atau menemukan hal-hal yang bisa dikaji. Ketika sedang berkunjung ke salah satu pasien, mata justru tertuju ke 2 bed di sebelah kiri bed pasien yang saya kunjungi, yap bed dari Tn. T ini.
Tn. T --yang kurang dari setengah jam sebelumnya  baru saya jemput dari OK (kamar operasi) karna suatu penyakit yang dideritanya-- terlihat sedang memejamkan matanya. Entah kenapa saya merasa ada yang berbeda dari pejaman matanya. Bukan, bukan pejaman mata karena tertidur,,pejaman mata yang berbeda. Beberapa detik kemudian tangannya terangkat ke kepalanya...subhanallah..bulu kuduk berdiri...Ya, Tn T tengah sholat saat itu.Saya terus memperhatukan beliau..ya gerakan sholat yang tidak seperti biasanya karna keterbatasan gerak yang beliau miliki.
Beberapa menit kemudian sholat-nya selesai...Saat itu ingin sekali rasanya menghampiri beliau, memastikan apa yang saya lihat. Keinginan itu begitu kuat ketika saya dengar seorang pasien di sebelahnya berkata pada saya "neng, tolongin pak T, infusnya bocor". Tanpa ragu saya hampiri Tn. T, tentu dengan keinginan yang begitu kuat tadi. Namun sayang sekali, Tn T tampak masih lemah..Ketika saya bertanya kenapa, beliau menjawab "gak apa2 neng, lemes aja, pengen istirahat dulu", begitu kurang lebih jawabannya.. Keinginan itu pun saya tahan. Saya yakin masih ada hari esok.

Dan, hari esok itu pun datang. Pagi di ruangan itu saya langsung melihat bed Tn T...Subhanallah, wajah Tn T tampak cerah sekali, sudah kembali menjadi Tn T yang memang selalu tampak ceria dan bersemangat. Keinginan itu semakin kuat. Tanpa harus menunggu saat-saat jam dinas habis, saya hampiri Tn. T, menyapa beliau dan keluarganya (yang saat itu hanya ada istrinya). Setelah beberapa kalimat basa-basi, saya pun bertanya tentang apa yang saya lihat kemarin. Bapak yang ubannya terlihat cukup banyak itu menjawab dengan santai, tampak tidak merasa ada yang berlebihan dengan apa yang dikatakannya. Satu catatan dari kata-kata beliau, menurutnya "selagi masih sanggup sholat neng, ya harus sholat...ibaratnya kalo makanan badan mah makanan kaya begitu (sambil menunjuk makanan yang disediakan pihak gizi RS) kalau rohani ya makanannya sholat. mau bawa bekal apa kalo sholat aja nggak". Itu kata-kata yang begitu membekas di benak ini.
Obrolan berlangsung beberapa menit lamanya. Di sebelahnya, istrinya tampak setia mendengarkan suaminya sambil sesekali ikut ngobrol. Saya menangkap rasa bangga pada raut wajah beliau. Ya, pasti bangga...mungkin inilah salah satu penyebab beliau begitu setia pada Tn T di sekian tahun usia pernikahannya.

Lalu timbul pertanyaan dalam diri ini: apa lagi yang membuat berat untuk melakukan kewajiban "5 waktu" itu? kewajiban yang sudah saatnya diubah menjadi kebutuhan...
diri ini masih sanggup berdiri tegak
waktu ini masih ada
Lalu, apa lagi yang kurang?

Wallahu'alam bishshawab,,semoga bisa menjadi salah satu pengingat..

0 komentar:

Posting Komentar