rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Selasa, 22 Maret 2011

Lansia dan sebatang emas

bismillaahirrahmaanirrahiim...

Hmmm,,teringat kuliah kemarin yang diawali dengan sebuah simulasi yang -awalnya- kami gak ngerti apa maksudnya. Dosen cuma bilang "keluarkan kertas selembar"...Sedetik kemudian terdengar suara jerit tertahan teman-teman, menunjukkan rasa kagetnya: "masa iya ujian lagi?" 
Haha.. tapi kami salah besar...bukan ujian atau kuis layaknya anak kuliah..kami malah disuruh menggambar layaknya...hmmm....apa ya??...anak TK? haha...

Bukan,,bukan..Ini bukan sembarang perintah menggambar. Instruksinya adalah "gambarkan benda yang menurut kalian menggambarkan lansia".. Beberapa kami pun ber-"Ooo" ria saat mendengar perintah itu. Ya,,kuliah pagi itu memang tentang "perspektif keperawatan gerontik" atau dengan bahasa lainnya tentang lansia...

Well,,ternyata kegiatan yang awalnya kami -terutama saya- "iseng banget", ternyata ini meaningful.
Lanjut cerita,,sang dosen pun mengecek gambar-gambar kami dan menulisnya di whiteboard..berikut beberapa gambar yang kami buat:
kacamata..tongkat..batu nisan..kursi goyang..syal..kopiah dan mukena..emas..padi menguning..spygmomanometer..kayu keropos..dan banyak lainnya.
Kemudian langkah selanjutnya adalah kami menerangkan maksud dari gambar itu. Berikut (lebih kurang) jawaban teman-teman:
yang menggambar kacamata:  maksudnya adalah lansia biasanya mengalamai penurunan kemampuan penglihatan sehingga membutuhkan kacamata sebagai alat bantu
komentar dosen: jadi ketika kamu mendapat pasien lansia yang ada di pikiran kmau adalah penurunan penglihatan dan memberinya kacamata. padahal belum tentu semua lansia penglihgatannya buruk.. hmmm...
yang menggambar tongkat: karna pada lansia biasanya mulai terjadi penurunan kemampuan fisik..jadi membutuhkan tongkat untuk alat bantunya
komentar dosen : -hampir sama dengan komentar gambar kacamata-
yang menggambar batu nisan: (diikuti tawa teman-teman sekelas) .... jadi kita sebagai perawat harus dapat memberi pengertian dan perawatan pada lansia bahwa persiapan menuju ke arah sana (kematian)
komentar dosen: emangnya yang harus mempersiapkan kematian hanya lansia? kita juga harus mempersiapkan kematian (haha...bener bgt!)
yang menggambar kursi goyang: biasanya lansia sudah mengurangi aktivitasnya karna keterbatasan gerak..jadi lebih suka duduk di kursi goyang
komentar dosen: brarti kita mengajarkan pada lansia untuk tidak produktif. padahal bisa saja dia sehat dan masih bisa melakukan banyak hal.
yang menggambar kopiah dan mukena: biasanya pada saat lansia manusia lebih rajin beribadah
komentar dosen: iya benar..biasanya lansia lebih rajin beribadah dan lebih meluangkan waktunya untuk hubungannya dengan Tuhannya

Dan banyak lagi jawaban serta kometar yang terungkap...namun yang menarik adalah ketika seorang teman yang menggambarkan lansia sebagai batang emas menguraikan alasannya. Berikut ini jawabannya:
..lansia itu bagaikan emas. emas adalah logam mulia. walaupun umurnya semakin tua tapi emas tetap berharga.begitu pula lansia...
komentar dosen: ya..dan emans 24 karat jika semakin tua justru harganya semakin mahal.. itulah lansia,,sosok lansia adalah sosok yang sudah banyak pengalamannya...banyak ilmunya...(bla bla bla)...Good..jawaban yang bagus..!!

Yaah,,,dari simulasi ini kembali saya diajarkan memandang positif sesuatu. Ketika mendengar perintah gambarkan benda yang menggambarkan lansia, maka bagi orang yang memandangnya secara umum akan tercipta gambar kacamata, tongkat, kursi goyang dsb. Ya, itulah benda-benda yang amat identik dengan lansia, benda-benda yang seringkali dipakai lansia dan menggambarkan bahwa lansia mengalami penurunan ini-itu..sudah tidak mampu ini-itu.. Tapi lihatlah teman sy itu, dia justru mampu melihat sesuatu dari sisi lain, sisi yang positif.

Ya, itulah bagaimana kami sebagai calon tenaga kesehatan -harusnya- memandang pasien lansia.. STEREOTIP adalah sesuatu yang WAJIB kami hidari...Namun, hanyakah kami sebagai calon perawat yang melakukan itu? tentu saja TIDAK...Mari tengok kembali dua orang (atau seorang ataupun yang hanya tinggal dalam kenangan) yang tengah mencurahkan segala doanya untuk keberhasilan kita..yang hari-harnya diabdikan untuk membesarkan kita..Ya, mereka..orang tua kita. Sudah ataupun belum,yang jelas masa tua itu akan mereka hadapi. Masa dimana banyak hal akan berubah: kehidupan yang tak lagi muda, perubahan fisik dan psikologis. Akan digambarkan sebagai apakah saat mereka tua nanti (ataupun saat ini)? Sebagai kursi goyangkah?dimana kita memandang mereka hanya bisa menghabiskan masa tua hanya  berdiam "bergoyang" bersama sebuah kursi.. atau digambarkan dengan kayu keropos kah? tak berguna dan bisa dibuang... Ataukah bahkan digambarkan dengan batu nisan? dimana  kita hanya berpikir tentang persiapan kematiannya...

Naudzubillahmindzalik....semoga apapun kondisi orang tua kita, kita bisa mengibaratkannya bagai emas...semakin berharga..semakin dijaga...sebagai orang yang telah banyak pengalaman dan ilmunya. Lebih dari sebatang emas...karena tidaklah sebanding harga sebatang emas dibanding dengan harga perjuangan mereka.

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:
doa4.jpg
Robbirhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo"
“Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” [Al Israa’:24]
wallahu a'lam bishshawab...

0 komentar:

Posting Komentar