rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Minggu, 16 Maret 2014

catatan perjalanan menjadi IBU

Bismillaahirrohmaanirrohiim...

Sudah lama pengen posting tulisan ini, sudah berminggu-minggu  bahkan berbulan-bulan tulisan ini mengendap di notebook, dibuka lagi, ditambah lagi, diperbaharui lagi, lalu disimpan lagi. Dari yang hanya tulisan singkat, sampai panjang begini, haha.. Sekarang, saat perut makin buncit dan waktu itu semakin dekat, sy rasa sudah waktunya diposting.
Ini tentang catatan perasaan saya mengalami salah satu momen penting seorang wanita, yaitu kehamilan yang pertama.

Tanggal 6 agustus 2013, jadi hari paling bersejarah buat saya. Dengan menggunakan testpack yang dibelikan oleh suami dan dengan rasa penasaran luar biasa, malam itu saya coba kemungkinan ini. Hasilnya: dua garis, tegas sekali. Aaaah, air mata meleleh... Setelah penantian 4 bulan lamanya. Hampir tiap bulan itu sy menangis, bertanya mengapa Allah belum juga memberikan amanah itu. Maka benar, jika sudah Allah tentukan waktunya tidak akan ada yang menghalangi. Dada bergetar saat malam itu juga suami berpesan “udah mau jadi ibu, dijaga ya amanahnya”. Rasanya belum percaya, esoknya sy beli testpack lagi yang merk nya lebih dipercaya. Berhubung sy juga baru ingat kalau testpack seharusnya menggunakan urin pertama di pagi hari, maka pagi itu tanggal 8 Agustus 2013 (tepat 1 Syawal 1434H) kembali menjadi pembuktian, dan kembali hasilnya: dua garis tegas. Aaah, ini waktu yang Allah janjikan, ini saat yang Allah pilihkan, segala puji bagiNya, Allah subhanahuwata’ala..

Tanggal 16 Agustus 2013 menjadi hari pertama saya mendatangi rumah sakit ibu dan anak. Dari hasil USG, baru terlihat kantong rahimnya. Alhamdulillah, sudah 6 minggu ternyata. Saat ini lah, dimulai perjuangan trimester pertama sebagai ibu hamil. Mual, muntah, nafsu makan menurun...ah luar biasa sekali rasanya. Ditambah lagi kebingungan saya mengapa berat badan malah menurun.

Tanggal 10 september 2013, saya beralih ke klinik milik seorang dokter obgyn yang direkomendasikan ketiga kakak ipar saya. Betul saja, dokter yang satu ini sangat berbeda dengan dokter yang sebelumnya saya kunjungi. Lebih ramah, komunikatif, menjawab setiap keluhan dengan baik, dan menerangkan setiap detail yang harus saya ketahui. Dan terlihatlah si dede di usianya yang 9-10 minggu itu. Badannya sudah mulai terbentuk, tangannya melambai, dan heiii detakjantungnya sudah terdengar. Aaah,subhanallah, hampir saja air mata menetes. Masih dalam trimester pertama, keluhan mual muntah pun berlanjut.  Kondisi itu semakin parah dengan kesehatan yang menurun selama lebih dari 1 pekan. Bingung, baru kali ini sakit tapi obatnya hanya sabar. Hanya diobati dengan obat batuk herbal, madu, dan vitamin. Tidak ada obat kimia! Ditambah jadwal kerja yang harus tetap dijalani bahkan kadang harus overtime, maka penyembuhan pun jadi lebih lama. Stress sekali rasanya, apalagi melihat timbangan BB. Rasanya jarum timbangan tidak pernah bergerak ke arah kanan. Hampir tiap hari menimbang BB, sampai beberapa minggu cuma bertambah 1 kg. Kemudian saya pun bosan.

Dan tanggal 8 November 2013 jadi hari yang paling dinanti. Kembali mengunjungi dokter obgyn di klinik permata bunda. Dan senang sekali karna suami berkesempatan menemani. Hal pertama yang membuat bahagia adalah ternyata BB saya saat itu 54kg..ahaa, ternyata udah naik 4kg. Alhamdulillah.. Kemudian sang dokter bilang “Bu, anaknya laki2”,  Aaah?? Saya kaget, sudah mulai terlihat jenis kelaminnya ternyata. Kemudian dijelaskan secara detail apa yang bisa diketahui dari hasil USG. Kesimpulannya: si dede utun sehat di usianya yang 18 minggu. All praises to Allah. Saat itu mulai berkurang kebiasaannya memuntahkan makanan. Walaupun mual kadang masih melanda, tapi mungkin karna umminya yang kadang bandel telat makan. Beberapa baju mulai terasa sesak. Seragam kerja sudah diganti dengan seragam kerja khusus hamil.

Kemudian tanggal 9 Desember 2013, saya sempat kebingungan bagaimana cara kontrol ke dokter kandungan. Suami bulan ini cukup sibuk di hari kerja sehingga agak sulit untuk izin, sedangkan ibu tidak memungkinkan untuk diajak naik kendaraan umum. Alhamdulillah, adik ipar dengan senang hati mengantar. Berat badan saya hanya bertambah 1kg menjadi 55kg. Kemudian dari hasil USG terlihat si dede sudah makin berkembang. Saya bertambah penasaran dan “menyerang” dokter dengan berbagai pertanyaan. Memasuki usia kehamilan ini hal yang paling menyenangkan adalah nafsu makan bertambah. Mulai senang lirik makanan. Ada yang menyenangkan, pun ada yang kurang menyenangkan: keluhan sakit pinggang dan perut. Ah ya, perut makin membuncit. Masyaa Allah, luar biasa sekali Allah menciptakan manusia. Perut ini bisa elastis untuk tempat berkembang si dede. Kadang terasa sakit memang, tapi takjub sekali melihat perkembangannya.

Kunjungan berikutnya tanggal 27 Januari 2014, dari jadwal sebelumnya jadwal bulan ini termasuk yang cukup terlambat. Ada beberapa kondisi yang membuat jadwal terus mundur, kondisi yang membuat energi juga harus dikeluarkan lebih besar dari biasanya. Ada satu hal yang membuat kondisi lainnya jadi berubah dan tidak biasanya. Sempat khawatir, apakah berpengaruh buruk buat si dede. Namun lagi-lagi harus memperbanyak syukur. Berat badan ternyata melonjak mencapai angka 59kg. Dari hasil USG, dede berkembang luar biasa. Saat ini buah zakarnya terlihat jelas. Maka pencarian nama pun dimulai, hehe..

Hari itu, tanggal 18 februari 2013, hari yang membuat saya ingin meneteskan air mata. Suami keukeuh menemani kontrol ke dokter obgyn. Pagi-pagi berangkat ke kantornya di Indramayu untuk absen dan izin. Kemudian kembali lagi ke kota cirebon, menunggu hampir 2 jam untuk dipriksa dokter, mengantar sy kembali ke rumah dan kembali ke kantornya di Indramayu. Malam nya kembali keukeuh menjemput saya pulang kerja dari RS padahal kondisi hujan lebat, beliau pergi berjalan kaki (karna siangnya saya berangkat ke RS mengendarai motor). Beliau membawa payung besar kemudian naik angkot untuk mencapai RS tempat saya bekerja. Sampe di sana masih harus menunggu lama karena pasien yang banyak membuat proses operan berlangsung agak lama. Agak kesel melihat suami senekat itu, namun saat ditanya, jawabannya: kan kangen dede, kasian ujan2an. Rasa kesal berubah rasa haru  ingin menangis. Suami siaga bukan saat akan melahirkan saja, tapi setiap saat. Allah, berkahi slalu beliau... Dan tentang si dede, masih sama: sehat. Kata dokter kondisi ini memungkinkan sekali untuk dilahirkan secara normal. Beratnya sekitar 2,1 kg. Cukup untuk usianya yang masuk minggu ke-33. Alhamdulillah.

Saat ini, si calon ikhwan sholeh ini memasuki minggu ke-37 berkembang di rahim ini. Rongga perut pun terus membesar, memberi tempat si calon ikhsol ini untuk terus berkembang. Keluhan bertambah, sekarang jadi sering sekali BAK, tidur sulit mencari posisi yang tepat (miring berat, terlentang malah engap), kaki mulai bengkak, dll. Minggu ke-37 akan segera berakhir, masuk minggu ke-38. Menurut dokter, usia 37-38 minggu memasuki usia matang. Jika sehat, bisa saja bayi siap lahir. Ah, rasanya masih bingung, deg2an,tidak siap. Apalagi melihat pengalaman 2 teman perawat di RS yang telah dulu melahirkan juga maju sekitar 3-4minggu dari taksiran. Apakah itu artinya dalam pekan depan mungkin si dede akan lahir? Allah, saya serahkan urusan ini padaMu, berikan yang terbaik untuk si dede dan sy. Namun jika boleh meminta, semoga lahirnya sesuai taksiran aja. Karena: pertama, cuti saya baru mulai terhitung 1 april 2014; kedua, minggu ini  suami masih berada di jakarta untuk diklat selama 3 minggu terhitung tanggal 3 Maret 2014. Aaah, berat rasanya menjalani hari tanpa suami. Maka saya acungkan 4 jempol untuk teman-teman yang menjalani hubungan jarak jauh dengan suaminya, bahkan yang menjalani kehamilan saat jauh dari suami. Ah, tampaknya butuh ruang khusus membahas bagaimana besarnya peran suami saat saya hamil. Sungguh suatu saat nanti anak saya akan tahu, bukan hanya ibunya ini yang menjalani berbagai perjuangan, namun besar juga pengorbanan ayahnya selama kehamilan ini.

Menanti saat itu tiba, dengan segala persiapan seadanya. Alhamdulillah perlengkapan bayi yang sedikit demi sedikit dipersiapkan sejak akhir februari sudah cukup lengkap sekarang. Menyambutnya dengan kondisi terbaik adalah harapan yang begitu sangat saya dambakan. Berkembang terus ya nak, kuat dan sehat, afwan jika ummi sering dzolim selama dirimu ada dalam kandungan, sampai bertemu di dunia...tempat kita melanjutkan perjuangan bersama abi untuk menjadi sebaik-baik manusia..


Kamis, 04 April 2013

ulang tahun dan ulang bulan ^^


Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Tiga April Dua Ribu Tiga Belas..tak ada kata seindah syukur kepada Allah, hari ini berarti sudah 24 tahun sy menggoreskan pena cerita sejarah kehidupan sy sendiri. Tiga april tiap tahunnya selalu berbeda, ya selalu berbeda, dan kali ini sangat berbeda
..ada dia..di samping sy..
Dan lagi, tiada kata seindah syukur padaNya. Dia -yang 5 bulan yang lalu belum sy kenal sama sekali; yang 4 bulan lalu masih haram buat sy; dan yang 1 bulan lalu mengikat sy dalam satu ikatan suci bernama pernikahan- kini ada di samping sy, mengucapkan “selamat milad” dan untaian doa kebaikan untuk sy.
Ya, dialah mas Taufik Kurrohman, yang telah datang dengan cara yang ahsan, memberanikan dirinya datang ke rumah, menyatakan niat baiknya untuk mengajak sy menggenapkan separuh dien kami. Ini lah yang membuat 3 april tahun ini sangat berbeda..
MENIKAH, adalah sebuah keputusan besar bagi sy. Semua berawal dari hari itu, dimana murobbiyah sy mengatakan bahwa ada yang ingin “berkenalan” dengan sy, dan proses-proses selanjutnya yang begitu mendebarkan dan mengharukan, hingga akhirnya sy memutuskan : ya, sy siap menikah dengannya. SINGKAT, mungkin itu yang orang lain liat dari proses kami. Tapi jalan ini lah yang kami pilih untuk memulai lembaran baru hidup kami.
Dua Desember 2012, mulai tanggal itu resmilah status sy sebagai calon istrinya karna sy telah bersedia dikhitbah oleh beliau. Maka mulai tanggal 2 Desember 2012 itulah kesibukan menuju tanggal 2 Maret 2013 dimulai. Tiga bulan ternyata berlangsung cepat, hari bersejarah itu pun datang: hari pernikahan kami.
Janji hidup bersama itu pun diucapkan di rumah. Luar biasa mendebarkan melewati detik-detik itu. Alhamdulillah ijab diucapkan oleh bapak dengan tenang dan disambut kobul oleh suami sy dengan tegas dan juga tenang. Begitu para saksi mengucapkan “sah”, maka tumpahlah air mata sy seiring kata syukur padaNya. Bulir air mata ini turun saat sy sadar bahwa ada orang lain yang telah memiliki sy, seseorang yang padanya akan sy abdikan hidup sy.

Aku bersyukur kau disini kasih, di kalbuku mengiringi, dan padamu ingin ku sampaikan
Kau cahaya hati, dulu kupalingkan diri dari cinta, hingga kau hadir ubah segalanya
inilah janjiku padamu

sepanjang hidup bersamamu, kesetiaanku tulus untukmu,hingga akhir waktu kaulah cintaku cintaku
sepanjang hidup seiring waktu, aku bersyukur atas hadirmu
kini dan selamanya aku milikmu

yakini hatiku, kau anugerah Sang Maha Rahim,semoga Allah berkahi kita
kekasih penguat jiwaku, berdoa kau dan aku di Jannah
ku temukan kekuatanku di sisimu, kau hadir sempurnakan seluruh hidupku
inilah janjiku kepadamu

sepanjang hidup bersamamu, kesetiaanku tulus untukmu,hingga akhir waktu kaulah cintaku cintaku
sepanjang hidup seiring waktu,aku bersyukur atas hadirmu
kini dan selamanya aku milikmu


yakini hatiku, bersamamu ku sadari inilah cinta
tiada ragu dengarkanlah, kidung cintaku yang abadi

(Maher Zain – Sepanjang Hidup)


Lagu Sepanjang Hidup mengiringi langkah kami berdua menuju pelaminan di Gedung Islamic Centre Kota Cirebon. Kembali rasa syukur ini tak dapat kubendung untuk mengalir, melihat sahabat-sahabat tercinta tersenyum turut berbahagia: “maka kekuatan ukhuwah ini, tak lagi dapat aku deskripsikan dengan kata-kata biasa, sahabatfillah..”

Satu bulan perjalanan hidup baru kami. Subhanallah, ini lah indahnya membina cinta pada saat yang tepat.. Layaknya bunga yang ditanam dan dipupuk dengan cara yang tepat, akan mekar dengan indah pada saat yang tepat, begitulah sy harap cinta yang kami bangun ini, cinta karena Allah.
Sampai di sini perjalanan hidup sy, tak mungkin mereka yang ada di sekitar sy dapat sy lupakan. Begitu besar jasa mereka, tak sebanding bahkan dengan jutaan rasa terimakasih yang rasanya ingin terus sy ucapkan pada mereka..
..Ibu dan Bapak, dua orang luar biasa, tak sanggup sy menahan tangis saat bersimpuh di dipangkuannya saat itu, mengucapkan terimakasih serta memohon doa restu mereka. Mereka segalanya bagi sy.
..aaRinto, aaYogi dan aaRobby..kakak-kakak yang penuh rasa sayang pada adiknya. Yang meskipun menyayangi dengan cara yang berbeda, tapi mereka memang sangat luar biasa. Sayang aa-aa selalu, terimakasih telah menjadi teladan yang sangat baik, sedari sy kecil.
..Mba Aam, Mba Linda, dan Mba Lia..kakak-kakak ipar yang luar biasa. Yang banyak berperan dalam semua persiapan pernikahan ini. Sungguh tak tau jadi apa acara ini tanpa sentuhan tangan Mba..Semoga Allah membalas kebaikan Mba, dengan sebaik-baik balasan.
..Saudara-saudara dan tetangga-tetangga yang sangat membantu acara ini..semoga lelahnya menjadi nilai ibadah dan penguat ikatan persaudaraan.
..sahabat-sahabat soka7, teman seangkatan dan adik-adik tingkat..luar biasa bahagia melihat senyum kalian di teras Gedung Islamic Centre..beberapa orang bahkan tak kusangka akan datang. Sekali lagi,  kekuatan ukhuwah ini, tak lagi dapat aku deskripsikan dengan kata-kata biasa.
..dan untuk seseorang yang telah memilih sy menjadi teman hidupnya. Yakin sakinnah bersamamu, seyakin dirimu memilih sy. Dan kita yakinkan langkah-langkah kita, demi menuju JannahNya bersama.. terimakasih telah memilih sy.

All praises to Allah…karna Allah lah yang mengatur skenario hidup ini. Maka hanya padaNya, sy mohon penjagaan..jangan lepaskan diri ini ya Robb, walau sesaat.

3 april 2013
Puput Antika Sari

Jumat, 12 Oktober 2012

ceritanya mumpung di Bandung (part 1)

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Ceritanya mumpung masih berkesempatan menetap di Bandung...
Ceritanya saat itu hari Sabtu sekitar 2 pekan lalu, sudah direncanakan dengan seorang teman untuk pergi ke Jatinangor untuk beberapa keperluan, tapi rencana itu diurungkan karena suatu alasan. Dan, alhasil sy menetap di kamar kosan sepanjang hari. Esoknya pun, sudah dapat dibayangkan seharian tanpa rencana apapun. Namun justru yang tidak direncanakan malah jadi kenyataan. Ide spontan muncul dari seorang teman ketika kami sedang berinteraksi lewat whatsapp."Lewat braga ni, jadi pengen ke bragfest, foto2, kesana yu, mau gak?", begitu kurang lebih kata-katanya. Eeergh, sebenernya sy tipe orang yang gak suka pergi dadakan. Sempet galau (semuaa aja dihubungin ama galau, haha), tapi akhirnya pergi juga. Mumpung di Bandung ceritanya, karna sepanjang 5 tahun merantau di Bandung dan sekitarnya, sekalipun saya belum pernah ke Braga Festival.

Haha...dan jadilah saya berangkat ke Braga sendiri. Gedung Merdeka, itu meeting point saya dengan teman saya itu. Dan eng-ing-eng, dengan lucunya saya malah nyasar -karena emang gak tau dimana gedung merdeka-, sy malah turun di jalan merdeka, haha.. Akhirnya saya jalan ke braga. Meeting Point  pun jadi kacau, kami berdua saling mencari sepanjang jalan Braga...dan bertemulah kami di jalan Braga tepatnya depan Bank BJB...that's why we name that moment "Di Jalan Braga Kita Betemu". Rencananya si mau dibuat novel, cuma gak lucu aja judul novelnya keren tapi isi ceritanya tentang 2 orang yang nyasar..haha..

Kekocakan gak berhenti sampai di situ, tepat saat kita berhasil bertemu, hujan malah semakin deras. Akhirnya gak ada pilihan lain: berteduh sambil ngobrol. Hujan sedikit reda, kami jalan...baru beberapa meter, deras lagi. Gak ada pilihan lain lagi: berteduh lagi. Reda lagi, jalan lagi, deras lagi, berteduh lagi, hahaha.. Hingga akhirnya kami nekat foto2 di tengah gerimis.

Sebenernya itu bukan pertama kali saya mengunjungi Jalan Braga, tapi kayanya memang itu pertama kalinya saya ke Braga untuj jalan2..sehingga teman sy ini menjadi tour guide sekaligus fotografer yang baik, karna pada dasarnya setiap moment yang baru atau jarang terjadi tidak afdhol kalo tidak didokumentasikan, ya maklumlah ceritanya mumpung di Bandung :D


Well, jalan-jalan ini emang cuma sesaat (gak lama), tapi alhamdulillah bisa menghilangkan penat, hemat pula..hehe..
Tapiii,,setelah acara jalan-jalan ini beres, tepat ketika memasuki kembali kamar kost, perasaan langsung berubah drastis, ada perasaan hampa, kosong, melompong, ah apalah itu namanya.. Tiba-tiba teringat mereka, sahabat-sahabat yang saya "temukan" semasa kuliah. Mereka yang dapat memberikan pengalaman suka dan duka, mereka yang memberikan rasa bahagia, mereka yang membuat saya merasa tidak sendiri, dan mungkin mereka menjadi salah satu alasan saya dapat bertahan. Ah,,Allah,,lindungi mereka, berkahi kegiatan-kegiatan mereka, mudahkan urusan-urusan mereka..karna sungguh kami bertemu karna Mu dan karena cinta pada Mu...

Daaaaaaaaaaaan, alhamdulillah..weekend datang lagiii...dan besok akan ada kembali ceritanya mumpung di Bandung..hehe..

Sabtu, 29 September 2012

"wanita perkasa"

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

"Kalau kerja di wilayah emergency, harus jadi perkasa, gak cowo gak cewe, semua harus cekatan".
Itulah sepotong kalimat dari Pak Niko, seorang perawat yang sudah belasan tahun mengabdikan hidupnya sebagai perawat, dan usia pengabdiannya kepada Cath Lab RSHS adalah sama dengan usia Cath Lab RSHS.
Kalimat itu terlontar begitu saja ketika kami sedang mengobrol santai sambil menunggu jadwal angiografi koroner pertama yang tidak juga kunjung dimulai, padahal alat sudah kami siapkan. Obrolan ini juga secara tidak langsung disebabkan oleh kejadian sehari sebelumnya, yaitu ketika saya menjadi "pasien" di depan pasien.
Haha, agak geli jika teringat kejadian di hari senin kemarin..Itulah untuk pertama kalinya saya merasakan pingsan dan untuk ke-2 kalinya sy merasakan terapi oksigen bi nasal kanul (pertama kali saat akan menjalani appendictomy). Hari itu, Senin 24 September 2012, adalah hari pertama di minggu ke-2 saya menjalani pelatihan perawat Cath Lab/angiografi di RSHS. Hari itu pertama kalinya saya mencoba up sheat, yaitu tindakan mencabut sheat introducer atau tempat masuknya kateter yang menuju jantung (aaah ribet nerangin yang beginian, hehe). Alhamdulillah, langkah pertama dah OK, darah tidak memancar, intinya saya menekan di daerah yang tepat. Namun, sekali lagi saya tekankan, ini adalah pengalaman pertama saya. Mencoba menyadari bahwa ini adalah tindakan kecil yang penting. Kalau tindakan tidak tepat, bahayanya bisa besar. Lima menit berlalu, masih OK, sambil mengobrol dengan 2 rekan pelatihan yang lain dan 1 perawat senior membuat pengalaman pertama ini cukup menyenangkan. Namun tidak beberapa lama kemudian, entah di menit ke berapa, tiba2 pandangan saya menjadi abu-abu selama beberapa detik, lalu terang kembali..gak sadar kalau itu bukan pertanda yang baik. Lalu kepala agak terasa melayang, perut pun terasa mual, dan saya baru sadar sepertinya saya terserang hipoglikemi. Hanya dalam hitungan detik, tubuh sudah lunglai, haha, untung sempat meminta rekan saya mengganti posisi saya.

Kejadian itu membuat saya "jera" untuk terlalu meremehkan kata menjaga kesehatan dengan makanan. Pasca kejadian itu, tentu saja saya sering mendapat peringatan terutama saat pagi "sudah sarapan belum put?", atau saat jam istirahat siang "puput, hayu makan nasi, biar gak pingsan lagi!". Haha, malu sebenarnya, tapi tak apalah, seenggaknya saya mendapat pengalaman berharga.

Menjadi "perkasa", sepertinya memang ini yang sudah takdirkan oleh Allah kepada saya. Kembali memasuki ranah kerja yang cukup berbau emergency. Saat kuliah dulu, saya penasaran dengan organisasi yang bernama PNC. Dan ternyata di organisasi ini saya ditempa untuk jadi wanita perkasa. Masa-masa diklat adalah masa-masa bersahabat dengan lari, push up, sit up, dan berbagai aktivitas fisik lainnya. Bukan, saya bukan sedang disiksa, tapi saya sedang dilatih menjadi penolong yang kuat, penolong yang perkasa.
Nah, sekarang saya lagi-lagi bertemu dengan area yang menuntut saya menjadi perkasa. Bersahabat dengan alat-alat yang berat, jam kerja yang kadang gak bisa ditebak, kecekatan, kecepatan, ketepatan, dan lain2nya.

Semoga Allah menguatkan fisik dan hati ini...untuk menjalani apa yang telah digariskan olehNya..
Menjadi kuat bukan untuk menjadi angkuh, namun menjadi kuat untuk  kepentingan umat..
Menjadi kuat lah, agar bisa berbuat lebih banyak..

wallahua'alam...

Sabtu, 15 September 2012

I LOVE ALLAH..I LOVE ROHIS..


Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Mungkin sudah dapat ditebak apa yang akan saya uraikan dalam tulisan saya kali ini. Tepat sekali kalau anda menebak bahwa latar belakang penulisan kali ini adalah karena pemberitaan salah satu stasiun TV swasta yang memuat berita tentang pola rekrutmen teroris yang menyinggung keberadaan Rohis. Namun saya tidak bermaksud frontal untuk reaktif terhadap pemberitaan ini. Saya hanya ingin menuangkan apa yang ada dalam pikiran saya.
Saya pernah menulis postingan yang berjudul “rindu ini” dimana di dalam tulisan itu saya uraikan bahwa betapa saya rindu dengan hiruk pikuk kegiatan rohis. Saya benar-benar mencintai Rohis, karna apa? Karna di sini lah cinta saya pada Allah semakin hari semakin bersemi.
Mereka bilang Rohis adalah awal dari pembentukan teroris… Begini saja, selama kuliah saya masuk rohis dan benar-benar larut dalam kepengurusan rohis selama 3 tahun. Lepas dari 3 tahun tidak lantas saya benar-benar lepas dari rohis, saya masih berhubungan baik dengan adik-adik saya di rohis. Nah dalam kurun waktu yang cukup lama itu, kalaulah memang saya diajarkan menjadi teroris, mungkin harusnya saat ini saya sedang merakit bom, atau sedang menyusun strategi peneroran atau bahkan sedang manjadi buronan polisi karna aksi teroris yang telah saya lakukan. Tapi apa nyatanya? Saat ini saya tidak melakukan apapun itu yang berbau teroris, justru saya dibuat bengong oleh pemberitaan teroris, dan dibuat sedikit geram dengan pemberitaan teroris yang dikaitkan dengan rohis. Karna apa? Because I’m Rohis and I’m not a terorist!
Menurut saya, berita itu benar-benar berita yang keren tapi tidak cerdas. Jelas tidak cerdas, lihatlah betapa banyak orang cerdas di Indonesia ini atau bahkan dunia ini yang dulunya adalah anak Rohis. Mereka yang memberitakan ini pasti bukan anak rohis, karna mereka tidak tahu apa yang kami dapatkan dan lakukan di Rohis.
Dan ini lah Rohis dalam pandangan saya…
Rohis adalah tempat saya menemukan cinta…cinta pada sahabat, cinta pada dakwah, dan segala sesuatu yang membuat saya semakin mencintai Allah. Di rohis saya diajarkan untuk melihat segala sesuatu secara komprehensif. Di rohis cinta saya pada Allah dan RasulNya semakin dikuatkan, dan saya diajarkan cara meningkatkan kecintaan itu dengan cara yang cerdas, bukan cara yang menyesatkan. Rohis adalah rumah yang nyaman bagi saya. Rumah persinggahan ternyaman yang pernah saya singgahi selain rumah keluarga.
Jadi jelaslah jika banyak yang begitu reaktif terhadap pemberitaan ini. Apa yang anak rohis rasakan dengan berita itu? Silakan bayangkan bahwa tersiar berita keluarga anda dituduh sebagai sarang teroris. Pasti anda tidak terima dan mati-matian akan membela. Itu lah kami.. Karna Rohis adalah keluarga.. Rohis adalah cinta.. Cinta yang tidak sembarang dapat dirasakan jika anda bukan anak rohis.
Dari dulu, hingga hari ini dan sampai nanti saya adalah anak rohis dan saya cinta rohis… Dari dulu hingga hari ini dan sampai nanti saya bukan teroris dan saya benci teroris.
I LOVE ALLAH..and I LOVE ROHIS because of ALLAH..

Wallahu a’lam…

Selasa, 04 September 2012

Jilbabku..oh jilbabku..


Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Teringat suatu momen di sore hari, saat hari-hari awal Romadhon kemaren. Saat itu sedang membeli makanan untuk buka puasa -maklum saat itu masih menyandang gelar “anak kost”- di suatu warung nasi. Bukan..bukan warung nasinya yang menarik bagi saya, melainkan TV di warung nasi tersebut. Bukan..bukan juga TV nya yang menarik, melainkan tayangan di TV tersebut yang menarik. Saat itu Romadhon, jelas banyak acara TV berlomba menayangkan segala hal berbau ke-Islam-an. Bahkan acara gosip pun tak kalah ingin menyajikan acara beberbau Islam. Haha, walaupun jelas gak matching sementara gosip saja dilarang dalam Islam. Baiklah, kembali ke ‘sesuatu’ yang membuat saya tertarik tadi, jadi sore itu suatu acara gosip menayangkan berita seorang selebritis yang membuka sebuah bisnis toko kerudung yang lagi “nge-trend” akhir-akhir ini. Entahlah apa nama mode nya, yang jelas mode seperti itu memang sedang digemari banyak muslimah. Dalam acara tersebut bahkan disebutkan bahwa sang selebritis membuat satu buku khusus bagaimana membuat kreasi jilbab seperti yang dipakainya. Seolah-olah beliau lah trend setter dari mode tersebut, dan semua orang yang memakai jilbab seperti gayanya akan bangga dengan mengatakan bahwa ia memakai jilbab ala sang selebritis.
Baiklah, banyak komentar yang mengalir tentang jilbab mode ini. Komentar tersebut mengalir begitu saja tanpa diminta, apalagi permisi. Yah, sesatu yang heboh pasti selalu mengundang komentar, baik positif maupun negatif. Positifnya, berkat mode jilbab seperti ini banyak orang yang tidak lagi memandang jilbab sebelah mata apalagi mengatakan bahwa muslimah berjilbab itu kuno (astaghfirullah). Jilbab kini digemari. Banyak yang hijrah untuk berjilbab. Seolah-olah gairah berjilbab kini bangkit menjalari kaum muslimah, baik muda maupun tua. Jilbab pun tidak lagi menjadi suatu yang monoton, berwarna-warni, “unyu-unyu kalo anak jaman sekarang bilang.. Yah, begitu MENARIK..sangat MENARIK.
Lalu, bagaimana dengan saya? Baiklah, ini blog saya, maka inilah tempat saya berkomentar (jd, please jangan protes! Hehe). Seperti ada hitam maka ada putih, ada gelap ada terang, ada tua ada muda, maka tak heran jika di samping komentar positif akan ada komentar negatif. Dan saya adalah salah satu yang memiliki komentar agak negatif terhadap mode krudung yang sedang “nge-trend” ini. Sungguh saya pun menyayangkan diri sendiri kenapa harus menempatkan diri sebagai orang yang memiliki kesan negatif terhadap sesuatu yang banyak orang nilai sebagai suatu yang positif ini. Saya juga bingung, kenapa justru banyak kesan negatif yang muncul di benak saya tentang jilbab mode ini. Hanya satu yang saya syukuri dari jilbab mode ini: semangat berjilbab menjadi tinggi, selain itu saya rasa saya tidak setuju.
Kenapa?
Saya coba mengingat definisi jilbab yang pernah diuraikan oleh salah seorang pembicara dalam suatu seminar tentang jilbab beberapa tahun yang lalu. Sang pembicara menguraikan definisi jilbab berdasarkan Al-Qur’an:  “Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang-orang mukmin. Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih muda untuk di kenal karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah maha pengampun dan penyayang. (Al-Ahzab : 59). Jadi, jelas lah kalo jilbab itu bukan penutup rambut atau kepala aja, tapi menutupi seluruh tubuh kecuali yang biasa nampak. Truuuus, jilbab itu menutupi dada (QS. An-Nur: 31), jadi apakah bisa disebut jilbab kalau tetap menonjolkan lekuk dada kita? Hmm..
Loh? Kan mode jilbab ini bisa dipanjangin…Nutupin dada kok…
Oke, ini yang muncul di pikiran saya tentang pernyataan ini:
Sekarang mari kita tanya dalam hati masing-masing, apa yang kita harapkan saat orang lain melihat jilbab yang kita pakai? Apakah kita berharap mereka akan mengagumi jilbab kita, mengatakan kita semakin cantik jika berjilbab, atau bahkan berharap jilbab kita menarik bagi lawan  jenis kita. Naudzubillahi mindzalik. Mari kita jawab pertanyaan ini dengan jujur, setidaknya kita jujur pada diri kita masing-masing: masihkah kita memiliki tujuan yang salah dalam berjilbab? Benar, segala sesuatu bermula dari niat kita. Maukah nilai mulia jilbab yang kita pakai luntur karna niat kita yang salah? Kita sama-sama tau mode jilbab yang lagi nge-trend ini lucu2 banget, menarik, warna-warni, "sesutu banget" kalo kata Syahrini, hehe... Saya pun teringat saat sang selebritis diwawancarai tentang mode jilbab yang diusungnya itu. Intinya supaya jilbab terlihat lebih menarik dan enak dilihat. Entahlah, mungkin saya yang salah dalam mengartikan kalimatnya, namun menurut saya jilbab dipakai bukan agar kita lebih menarik, justru agar hal-hal menarik pada tubuh kita tersembunyi dari orang-orang yang haram melihatnya. Maka jika maksud kita berjilbab seperti itu adalah agar lebih menarik, sekali lagi saya katakan periksa lagi tujuan jilbab itu apa. Allah tidak akan salah menilai niat hambaNya.
Kenapa saya gak tertarik pada jilbab mode ini? Satu jawaban saya: ya saya memang tidak tertarik. Saya akui saya tidak pandai berkreasi seperti itu. Setiap saya diajak teman untuk memakai jilbab mode itu saya selalu mengatakan “ah saya gak bisa pake kerudung kaya begituan”. Eh ternyata ajakannya gak berenti sampe di situ, teman saya malah bilang “tenang aja, gampang kok, saya ajarin deh”. Ciaaaat!!! Keukeuh banget ya… Maka saya pun berkilah “ah nggak ah, ribet, nanti muka saya keliatan makin bulet”. Ah, jawaban yang sekenanya. Entahlah kenapa saya tidak utarakan saja alasan sebenernya yang ada di otak saya, yang keluar malah jawaban/alasan sekenanya, paling parah alasan yang keluar “saya gak suka yang model gitu”. Cukup sampe di situ, tidak ada penjelasan lanjutan.
Huh, lupakan teman-teman saya yang gencar mengajak saya berjilbab dengan mode itu. Saya justru terkejut dengan keinginan salah seorang teman saya. Di tengah maraknya mode jilbab yang “menarik” ini, teman saya itu justru menyatakan keinginannnya untuk berjilbab lebar dan tebal. Begini kalimat yang diutarakannya pada saya lewat percakapan via whatsapp : “teh, kalo beli kerudung besar+tebel yg kaya punya teteh belinya dimana biasanya? Pengen.. hehe”. Bahkan ketika obrolan kami beralih pada topik lain, di ujung percakapannya dia kembali mengingatkan untuk memberi info tentang toko yang menjual krudung lebar+tebal. Subhanallah.. Benarlah bahwa jika Allah berkehendak untuk memberi hidayah, maka waktu itu akan datang bahkan di waktu yang tidak kita duga. Alhamdulillah,,masih ada yang justru ingin memakai jilbab lebar dan tebal.
Akhwat, kita menarik…dari dulu kita sudah menarik…kita menarik dengan segala yang kau miliki…sungguh Allah memuliakan kita…sungguh Allah ingin menjaga kita..tak perlu kita sibuk membuat diri menarik di depan manusia, mari sibukkan diri kita agar menarik di hadapan Allah..semoga keberkahan jilbab akan kita dapatkan ketika kita mengikuti perintahNya…
Setiap orang memiliki sejarah atau alasan masing-masing kenapa ia sampai berjilbab. Apapun sejarahnya sampai kita behijrah untuk berjilbab saat itu, satu yang harus sama-sama kita yakini sekarang bahwa jilbab inilah yang akan menjaga kita dan kitalah yang harus menjaga jilbab ini. Apapun alasan kita berjilbab saat itu, yang harus kita tekankan saat ini adalah kita berjilbab karena Allah ta’ala. Mencintai jilbab berarti mencintai Allah. Mencintai Allah berarti mengenyampingkan kecintaan kita terhadap dunia. Saya mencintai cara saya berjilbab sekarang. Saya akan selalu mencintai cara saya berjilbab seperti saat ini. Dan semoga Allah menjaga saya dengan jilbab ini.
Sesaat sebelum saya memasukan tulisan ini dalam blog saya, saya membaca twitter milik Helvy Tiana Rosa, salah satu nya: Mari berbusana muslimah dgn menggunakan #jilbab scr syar'i tp tak perlu sinis terhadap yg modis. Sesuai syariah dan modis kan bisa :).
Haha,,,dengan tulisan ini bukan berarti saya sinis terhadap mode jilbab ini. Seperti yang pernah saya tulis dalam tulisan saya beberapa waktu lalu (yang juga tentang jilbab) bahwa saya tidak memiliki kapasitas untuk mengatakan bahwa sesuatu benar atau pun salah. Saya hanya berpendapat, dan ini blog saya maka inilah tempat saya bisa mengutarakan pendapat saya. Modis tapi syar’i memang gak masalah..tapi mari maknai syar’i lebih dalam..komprehensif, tidak setengah2..
Wallahu a’lam…

4 September 2012 (International Hijab Solidarity Day)
Semoga semangat berjilbab yang sesungguhnya tumbuh kuat dan semakin kuat di hati setiap muslimah. Allahuakbar!

Selasa, 14 Agustus 2012

akhir dari sesuatu merupakan awal dari sesuaru yang lain (part 1)

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Beberapa menit menjelang yudisium program profesi ners angkatan XXII FIK Unpad..
Beberapa jam sebelumnya sudah mulai berkemas barang-barang..
..masa menjadi mahasiswa PPN sudah hampir berakhir
..masa kontrakan sudah hampir berakhir
..dan (mungkin) masa perantauan di Bandung akan segera berakhir.

akan banyak yang ditinggalkan di sini..
kenangan..
perjuangan..
tangis..
tawa..
SEMUANYA...begitu membekas di hati ini..

Yang harus aku ingat, semua akhir ini, adalah awal dari banyak hal ke depan..
Berharap akan dapat menyulam kehidupan yang lebih baik ke depannya...
yang baik..menurut Allah..