Bismillaahirrohmaanirrohiim...
Sudah lama pengen posting tulisan ini, sudah
berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan
tulisan ini mengendap di notebook, dibuka lagi, ditambah lagi, diperbaharui
lagi, lalu disimpan lagi. Dari yang hanya tulisan singkat, sampai panjang
begini, haha.. Sekarang, saat perut makin buncit dan waktu itu semakin dekat,
sy rasa sudah waktunya diposting.
Ini tentang catatan perasaan saya mengalami salah satu momen
penting seorang wanita, yaitu kehamilan yang pertama.
Tanggal 6 agustus 2013, jadi hari paling bersejarah buat
saya. Dengan menggunakan testpack yang dibelikan oleh suami dan dengan rasa
penasaran luar biasa, malam itu saya coba kemungkinan ini. Hasilnya: dua garis,
tegas sekali. Aaaah, air mata meleleh... Setelah penantian 4 bulan lamanya. Hampir
tiap bulan itu sy menangis, bertanya mengapa Allah belum juga memberikan amanah
itu. Maka benar, jika sudah Allah tentukan waktunya tidak akan ada yang
menghalangi. Dada bergetar saat malam itu juga suami berpesan “udah mau jadi
ibu, dijaga ya amanahnya”. Rasanya belum percaya, esoknya sy beli testpack lagi
yang merk nya lebih dipercaya. Berhubung sy juga baru ingat kalau testpack
seharusnya menggunakan urin pertama di pagi hari, maka pagi itu tanggal 8
Agustus 2013 (tepat 1 Syawal 1434H) kembali menjadi pembuktian, dan kembali
hasilnya: dua garis tegas. Aaah, ini waktu yang Allah janjikan, ini saat yang
Allah pilihkan, segala puji bagiNya, Allah subhanahuwata’ala..
Tanggal 16 Agustus 2013 menjadi hari pertama saya mendatangi
rumah sakit ibu dan anak. Dari hasil USG, baru terlihat kantong rahimnya.
Alhamdulillah, sudah 6 minggu ternyata. Saat ini lah, dimulai perjuangan
trimester pertama sebagai ibu hamil. Mual, muntah, nafsu makan menurun...ah
luar biasa sekali rasanya. Ditambah lagi kebingungan saya mengapa berat badan
malah menurun.
Tanggal 10 september 2013, saya beralih ke klinik milik
seorang dokter obgyn yang direkomendasikan ketiga kakak ipar saya. Betul saja,
dokter yang satu ini sangat berbeda dengan dokter yang sebelumnya saya
kunjungi. Lebih ramah, komunikatif, menjawab setiap keluhan dengan baik, dan
menerangkan setiap detail yang harus saya ketahui. Dan terlihatlah si dede di
usianya yang 9-10 minggu itu. Badannya sudah mulai terbentuk, tangannya
melambai, dan heiii detakjantungnya sudah terdengar. Aaah,subhanallah, hampir
saja air mata menetes. Masih dalam trimester pertama, keluhan mual muntah pun
berlanjut. Kondisi itu semakin parah
dengan kesehatan yang menurun selama lebih dari 1 pekan. Bingung, baru kali ini
sakit tapi obatnya hanya sabar. Hanya diobati dengan obat batuk herbal, madu,
dan vitamin. Tidak ada obat kimia! Ditambah jadwal kerja yang harus tetap
dijalani bahkan kadang harus overtime, maka penyembuhan pun jadi lebih lama.
Stress sekali rasanya, apalagi melihat timbangan BB. Rasanya jarum timbangan
tidak pernah bergerak ke arah kanan. Hampir tiap hari menimbang BB, sampai
beberapa minggu cuma bertambah 1 kg. Kemudian saya pun bosan.
Dan tanggal 8 November 2013 jadi hari yang paling dinanti.
Kembali mengunjungi dokter obgyn di klinik permata bunda. Dan senang sekali
karna suami berkesempatan menemani. Hal pertama yang membuat bahagia adalah
ternyata BB saya saat itu 54kg..ahaa, ternyata udah naik 4kg. Alhamdulillah..
Kemudian sang dokter bilang “Bu, anaknya laki2”, Aaah?? Saya kaget, sudah mulai terlihat jenis
kelaminnya ternyata. Kemudian dijelaskan secara detail apa yang bisa diketahui
dari hasil USG. Kesimpulannya: si dede utun sehat di usianya yang 18 minggu.
All praises to Allah. Saat itu mulai berkurang kebiasaannya memuntahkan
makanan. Walaupun mual kadang masih melanda, tapi mungkin karna umminya yang
kadang bandel telat makan. Beberapa baju mulai terasa sesak. Seragam kerja
sudah diganti dengan seragam kerja khusus hamil.
Kemudian tanggal 9 Desember 2013, saya sempat kebingungan
bagaimana cara kontrol ke dokter kandungan. Suami bulan ini cukup sibuk di hari
kerja sehingga agak sulit untuk izin, sedangkan ibu tidak memungkinkan untuk
diajak naik kendaraan umum. Alhamdulillah, adik ipar dengan senang hati
mengantar. Berat badan saya hanya bertambah 1kg menjadi 55kg. Kemudian dari
hasil USG terlihat si dede sudah makin berkembang. Saya bertambah penasaran dan
“menyerang” dokter dengan berbagai pertanyaan. Memasuki usia kehamilan ini hal
yang paling menyenangkan adalah nafsu makan bertambah. Mulai senang lirik
makanan. Ada yang menyenangkan, pun ada yang kurang menyenangkan: keluhan sakit
pinggang dan perut. Ah ya, perut makin membuncit. Masyaa Allah, luar biasa
sekali Allah menciptakan manusia. Perut ini bisa elastis untuk tempat
berkembang si dede. Kadang terasa sakit memang, tapi takjub sekali melihat
perkembangannya.
Kunjungan berikutnya tanggal 27 Januari 2014, dari jadwal
sebelumnya jadwal bulan ini termasuk yang cukup terlambat. Ada beberapa kondisi
yang membuat jadwal terus mundur, kondisi yang membuat energi juga harus
dikeluarkan lebih besar dari biasanya. Ada satu hal yang membuat kondisi
lainnya jadi berubah dan tidak biasanya. Sempat khawatir, apakah berpengaruh
buruk buat si dede. Namun lagi-lagi harus memperbanyak syukur. Berat badan
ternyata melonjak mencapai angka 59kg. Dari hasil USG, dede berkembang luar
biasa. Saat ini buah zakarnya terlihat jelas. Maka pencarian nama pun dimulai,
hehe..
Hari itu, tanggal 18 februari 2013, hari yang membuat saya
ingin meneteskan air mata. Suami keukeuh menemani kontrol ke dokter obgyn.
Pagi-pagi berangkat ke kantornya di Indramayu untuk absen dan izin. Kemudian
kembali lagi ke kota cirebon, menunggu hampir 2 jam untuk dipriksa dokter,
mengantar sy kembali ke rumah dan kembali ke kantornya di Indramayu. Malam nya kembali
keukeuh menjemput saya pulang kerja dari RS padahal kondisi hujan lebat, beliau
pergi berjalan kaki (karna siangnya saya berangkat ke RS mengendarai motor).
Beliau membawa payung besar kemudian naik angkot untuk mencapai RS tempat saya
bekerja. Sampe di sana masih harus menunggu lama karena pasien yang banyak
membuat proses operan berlangsung agak lama. Agak kesel melihat suami senekat
itu, namun saat ditanya, jawabannya: kan kangen dede, kasian ujan2an. Rasa
kesal berubah rasa haru ingin menangis.
Suami siaga bukan saat akan melahirkan saja, tapi setiap saat. Allah, berkahi
slalu beliau... Dan tentang si dede, masih sama: sehat. Kata dokter kondisi ini
memungkinkan sekali untuk dilahirkan secara normal. Beratnya sekitar 2,1 kg.
Cukup untuk usianya yang masuk minggu ke-33. Alhamdulillah.
Saat ini, si calon ikhwan sholeh ini memasuki minggu ke-37 berkembang di rahim ini. Rongga perut pun terus membesar, memberi tempat si
calon ikhsol ini untuk terus berkembang. Keluhan bertambah, sekarang jadi sering
sekali BAK, tidur sulit mencari posisi yang tepat (miring berat, terlentang
malah engap), kaki mulai bengkak, dll. Minggu ke-37 akan segera berakhir, masuk
minggu ke-38. Menurut dokter, usia 37-38 minggu memasuki usia matang. Jika
sehat, bisa saja bayi siap lahir. Ah, rasanya masih bingung, deg2an,tidak siap. Apalagi melihat pengalaman 2 teman perawat di RS yang telah dulu melahirkan juga
maju sekitar 3-4minggu dari taksiran. Apakah itu artinya dalam pekan depan
mungkin si dede akan lahir? Allah, saya serahkan urusan ini padaMu, berikan
yang terbaik untuk si dede dan sy. Namun jika boleh meminta, semoga lahirnya
sesuai taksiran aja. Karena: pertama, cuti saya baru mulai terhitung 1 april
2014; kedua, minggu ini suami masih berada di jakarta untuk
diklat selama 3 minggu terhitung tanggal 3 Maret 2014. Aaah, berat rasanya menjalani
hari tanpa suami. Maka saya acungkan 4 jempol untuk teman-teman yang menjalani
hubungan jarak jauh dengan suaminya, bahkan yang menjalani kehamilan saat jauh
dari suami. Ah, tampaknya butuh ruang khusus membahas bagaimana besarnya peran
suami saat saya hamil. Sungguh suatu saat nanti anak saya akan tahu, bukan
hanya ibunya ini yang menjalani berbagai perjuangan, namun besar juga
pengorbanan ayahnya selama kehamilan ini.
Menanti saat itu tiba, dengan segala persiapan seadanya.
Alhamdulillah perlengkapan bayi yang sedikit demi sedikit dipersiapkan sejak
akhir februari sudah cukup lengkap sekarang. Menyambutnya dengan kondisi
terbaik adalah harapan yang begitu sangat saya dambakan. Berkembang terus ya nak, kuat dan sehat, afwan jika ummi sering dzolim
selama dirimu ada dalam kandungan, sampai bertemu di dunia...tempat kita
melanjutkan perjuangan bersama abi untuk menjadi sebaik-baik manusia..