rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Senin, 26 Desember 2011

wanita itu bernama IBU


Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Katanya tanggal 22 desember  itu hari ibu, hingga banyak status di facebook dan twitter tentang ibu, banyak artikel bertemakan ibu, karna 22 desember adalah hari ibu. Tetapi bukan karna hari ibu sy ingin menulis ini, dan juga karena hari ini bukan tanggal 22 desember. Semua ini akan sy uraikan karena betapa sy merasa 1 bulan terakhir ini adalah masa2 dimana sy merasa begitu dekat dengan ibu, baik hati dan fisiknya. Mungkin hanya kebetulan saja berdekatan dengam tanggal 22 desember.

Semuanya bermula dari kondisi kesehatan yang seringkali menurun. Lebih dari 1 bulan yang lalu demam tifoid menguji pertahanan tubuh ini. Kabar tentang demam tinggi yang seringkali menghampiri sampai ke seluruh keluarga. Dan ibu lah orang yang paling khawatir dengan kondisi itu. Merawatku dari jarak beratus kilometer dari tempat ini, dalam nasihatnya, dalam doanya.
Seminggu berlalu, gejala2 itu hilang. Namun apa yang terjadi 2 minggu kemudian adalah bukti bahwa berakhirnya gejala tifoid buka berarti berakhirnya ujian ini. Demam tinggi datang tiba-tiba, perut terasa nyeri tak tertahan. Dilarikan ke RS, menjalani pemeriksaan, dan positif appendicitis. Dan kembali, sosok itu adalah sosok yang paling
Setia menemani 7 hari 7 malam di RS. Bersedia tubuhnya kusakiti saat diri ini merasakan nyeri hebat pasca operasi. Sakit yang dirasakan tubuh ini seolah-olah lebih terasa dari sakit yang dirasakan oleh tubuhnya sendiri, itulah ibu.
Hingga tiba saatnya sy memaksa kembali ke Bandung untuk melanjutkan yang seharusnya dilanjutkan. Berharap segala penyakit telah berakhir dengan berakhirnya nasib apendiks ini. 
Namun itu salah, kembali salah. Penyakit lain datang, saat kondisi psikologis dipermainkan oleh sugesti lingkungan. Saat lingkungan terasa tak lagi benar-benar sama. Saat ketertinggalan demi ketertinggalan disadari, di saat itulah "syaiton" berhasil menciptakan suatu penyakit dalam jiwa ini yang bernama KETERPURUKAN. Mungkin tak banyak yang tahu tentang hal ini, dan mungkin hanya segelintir yang sadar pada perubahan ini. Namun IBU, kembali menjadi sosok yang paling merasakan semua yang dirasa ini.
saat langkah sepatu teman-teman terdengar meninggalkan sejenak rutinitas ini, namun langkah sandal ibu justru semakin terdengar mendekat, ya IBU datang demi tak kuasa membiarkan diri ini sendirian. Maka IBU pun datang dengan berlapis stok kesabaran, kebijaksanaan, dan tekad menyembuhkan anaknya dari keterpurukan. Mendengar segala keluhan dengan sabar, memberi nasihat dengan bijak: itulah yang ibu selalu lakukan di sini. Namun yang kurasakan dari 2 hari pertama keberadaan ibu hanyalah bahwa keterpurukan ku tak juga membaik. Barulah pada pagi ke-3, ketika kembali menangis di pangkuannya, semangat sembuh dari keterpurukan ini muncul. Alhamdulillah,bertekad mencoba kembali menatap harapan dan tujuan dengan semangat, sedikit demi sedikit namun semoga pasti.

Setelah yakin sy tidak akan sendiri seiring dengan teman2 yang akan kembali, dan setelah yakin jiwa ini kuat melanjutkan perjuangan yang harus diteruskan, maka pagi tadi datang tak terelakkan. Sholat subuh berjamaah diwarnai dengan getaran bibir melantunkan ayat-ayatNya dan bulir-bulir bening mengaburkan pandangan. Tak dipungkiri perpisahan yang akan segera terjadi itu mengundang rasa sedih. Namun terasa lebih menyedihkan saat menyadari bahwa diri ini selalu merepotkan ibu seperti saat ini. Saat kata maaf terucap dari bibir yang masih bergetar, ibu menjawab "gak apa2, udah kewajiban ibu", sesederhana itu kalimatnya, menggambarkan betapa ia adalah wanita yang sederhana. Kata sederhana itu pun diikuti petuah-petuah yang diucapkan juga dengan sangat sederhana, namun kaya makna. Allah,,mengapa ada wanita seperti itu??
Dialah perempuan yang pertama kali mengajarkan kita kata-kata, bahasa, nada, dan apa saja yang membuat kita bahagia. Dialah perempuan yang pertama kali mengajarimu memakai sepatu atau memotong kuku.

Hal-hal yang terjadi pada beberapa waktu terakhir ini selalu membuat saya berpikir saya benar-benar membutuhkannya. Di saat yang lain pergi meninggalkan, dia yang tak kan pernah beranjak pergi, bahkan tak kan rela membirkanku sendiri. Maka semakin yakinlah saya, bahwa Allah SWT -Yang menciptakan ibu- tak kan pernah meninggalkan saya.

Di pasar, di dapur, di kantor, di jalan, di terminal, di tempat suci, di manapun… baginya, segala tentangmu adalah doa: Tuhan, semoga anakku baik-baik saja!

Berapa kali saya bertingkah tak seharusnya, yang mungkin saja meninggalkan segores luka di hatinya. Namun seberapa sering saya melakukan itu, sesering itulah ibu memaafkan itu seiring doa yang tak pernah putus agar Allah tetap melindungi saya.

… seburuk apapun kau memperlakukannya, Ibu akan tetap bangun pagi untuk sembahyang: mendoakan segala yang terbaik untukmu. Lalu memasak—menyiapkan sarapan untukmu. Kemudian mencuci, menyetrika pakaianmu, melepasmu pergi dengan senyuman dan lambaian, mencemaskanmu, menunggumu pulang, menceritakan semua prestasimu pada teman-teman dan tetangganya, merawatmu ketika sakit, atau dengan lugu meminta maaf: Maaf barangkali Ibu belum bisa membahagiakanmu.

Ibu selalu mengajarkan ku berjuang dalam kesederhanaan, dengan contoh perjuangan dan kesederhanaan yang selama ini dijalaninya. Ibu selalu mengingatkan bahwa jangan pernah luput dari mengingat-Nya. Amanah yang telah Allah percayakan pada Ibu, menjadi sesuatu yang amat ia syukuri. Rasa sayangnya terus mengalir sejak tubuh kecil ini masih begitu dekat dengannya dalam tubuhnya, hingga terhembus nafas ini ketika tubuh ini bertumbuh besar dan tiba saat harus jauh dari raganya..

Dialah perempuan yang suatu hari akan melihat kita melangkah pergi, dengan sepatu yang lain, meninggalkannya sendiri: menangis pilu bersama denyit engsel pintu..

Keberadaannya selalu membuatku tenang. Hingga ketiadaannya kini di samping sini selalu membuat saya mengenang ketenangan itu. Namun tak apa, ketiadaannya kini telah meninggalkan semangat baru dalam diri, untuk terus berjuang keras mengejar cita dan harapan, menatap masa depan dengan keoptimisan.
Kini ibu kembali ke rumah, menjalankan perannya yang lain. menjaga pria terkasih yang telah sekian tahun berjuang bersama membesarkan 4 anaknya. Sungguh ibu tak kan meninggalkan bapak, pria gagah yang telah menjadi pahlawan dari segala pahlawan dunia ini. Sungguh bapak pun tak kan meninggalkan ibu, demi apa yang telah mereka lalui bersama dalam tangis dan tawa..

Maka jagalah mereka ya Rabb,,muliakanlah mereka..
Jika diri ini belum cukup baik untuk memenuhi kriteria anak sholehah yang doanya selalu Engkau kabulkan, maka ku yakin Engkau tahu mereka adalah orang-orang yang memenuhi kriteria untuk ada dalam penjagaanMu, karena mereka telah menjaga amanahMu dengan baik.

Walaupun diri ini bukan ahli dalam menepati janji, namun izinkanlah di sisa waktu ini saya berjanji tidak akan meninggalkan mereka..sebagaimana mereka yang tak pernah tega meninggalkan saya. Beri saya kekuatan untuk menjaga mereka Ya Rabb. Sungguh kuasaMu bermain atas setiap skenario kehidupan ini.

Minggu, 18 September 2011

pasca hari bahagia itu..

bismillah...

tengah menatap karpet di kamar yang kosan dengan bebeberapa lembar kertas yang berserakan.
ah, ini lah yang memang sudah seharusnya terjadi,,laporan,,laporan,,laporan.

Heuh,,satu tarikan napas,,dua,,tiga,,empat..dan seterusnya..berat rasanya!
Kembali menatap HP, membaca pesan singkat teman-teman tentang beberapa pertanyaan mengenai laporan, jadwal dinas, bahkan keluhan-keluhan beraroma ke-putusasa-an. Allah..inikah jalanku?

ya, faktanya memang begitu..setelah satu hari bahagia sebagai ajang "pembalasan" perjuangan 4 tahun itu berlalu, kini saya harus kembali bergulat dengan kertas-kertas bertuliskan istilah2 keperawatan ini.

ya, setelah menggunakan baju hitam kebesaran itu, kini harus kukenakan seragam biru berlogokan Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran. Ya, nyatanya saya masih mahasiswa.

Ah, rasa bahagia itu hanya sesaat, kebanggaan mengenakan baju hitam itu hanya beberapa jam. Teringat sebaris kalimat dalam doa yang disampaikan di upacara wisuda saat itu " ya Allah, jangan biarkan baju ini jadi baju kesombongan bagi kami".

Allah...kuatkan diri ini..langkah ini..niat ini..
nyatanya hamba kini harus ke terjun ke dunia nyata, walaupun masih berlebelkan mahasiswa.
Sungguh berat proses ini, sungguh menyesakkan menjalani semua ini..jika bukan karenaMu, jika bukan atas ridhoMu...

Allah..ku yakin Engkau tak akan jadikan ini proses yang sia-sia untukku..selama ku persembahkan langkah demi langkahku ini untukMu..
Allah..karna ku yakin Engkau yang tak akan membuat aku kecewa..maka, Bismillah...karnaMu aku akan terus melangkah..mohon kuatkan segalanya, karnaMu..

-18 September 2011-
di sela-sela mengerjakan LK

Senin, 23 Mei 2011

tunggu..tidak lama lagi...

Bismillaahirrahmaanirrahiim...




Bulu kuduk berdiri, air mata menetes, hati terenyuh waktu mendengar salah satu bagian dari video di atas, waktu seorang bapak berucap:
"tentunya hari ini kami sekeluarga sangat berbahagia sekali. Dengan susah payah berjuang mati-matian untuk supaya semua tercapai. Alhamdulillah hari ini tercapai. Terima kasih"
Dengan tertunduk tanpa menatap kamera, dengan segala kerendahan hatinya, kalimat tersebut terlontar dari seorang bapak tentang perasaannya di hari wisuda anaknya.. 


DENGAN SUSAH PAYAH BERJUANG MATI-MATIAN UNTUK SUPAYA SEMUA TERCAPAI...
Ya...perjuangan orang tua rasanya terbayar ketika melihat anaknya memakai toga dan dinyatakan lulus menyandang gelar sarjana.


Tunggu..beberapa waktu lagi..beberapa saat lagi..insya Allah..tidak lama lagi..saya akan mendengar kalimat itu dari mulut bapak dan ibu...


Dibandingkan degan rahmatMu ya Rabb,,dibandingkan dengan perjuangan ibu dan bapakku...sungguh perjuangan 4 tahun ini dan skripsi ini tidak ada apa-apanya...
UntukMu ya Rabb,,demi ibuku,,demi bapakku..akan terus kurintis perjuangan ini...tak ada kata henti melakukan yang terbaik,,karena Engkau, ibu dan bapakku pun tak henti mempersembahkan yang terbaik untukku...


SEMANGAT PUPUUUUUT.....!!!!!!!

Jumat, 20 Mei 2011

ambil hak anda, tapi dahulukan kewajiban anda..

Bismillaahirrahmaanirrahiim...


Alhamdulillah,,masih bisa melihat matahari pagi dan menghirup udara pagi yang segar ini, dengan bebas..sangat bebas.. Tidak tersengal lagi..
Alhamdulillah..Allah pernah memberikan masa itu. Saat ujian itu datang. Saat saya tak bisa sebebas ini menarik oksigen dan menghembuskan karbondioksida.
Kembali teringat kemarin dan beberapa hari sebelumnya dalam 2 pekan ini, saat merasakan kesulitan untuk menikmati karunia Allah berupa udara yang menjadi kebutuhan dasar manusia ini. Entah kenapa beberapa pekan ini saya berkali-kali mengalami kesulitan bernafas. Saya lebih sering menyebutnya "nafas yang memendek". Nafas saya tersengal, untuk menarik nafas yang sedikit lebih panjang membutuhkan usaha yang lebih keras, cape' rasanya.
Ini bukan seperti nafas seseorang saat asmanya kambuh. Saya cukup bisa membedakannya. Tidak ada suara mengi dalam nafas saya. Saya hanya merasa dada saya sempit dan butuh usaha lebih untuk menarik nafas yang biasanya dilakukan.


Hmmm,,sebenarnya bukan masalah kesehatan yang ingin saya uangkapkan disini, melainkan betapa saya ingin menyampaikan sedikit "kekesalan" saya pada salah satu pemicu datangnya masa itu.
Ceritanya saat ini saya tengah melalui proses pengumpulan data dalam penelitian untuk skripsi saya. Untuk itu, saya harus menuju sebuah rumah sakit yang harus ditempuh dengan menumpang bus dan angkot. Dan silakan bayangkan apa yang saya hadapi dalam sebuah bus ekonomi yang (terkadang) penuh sesak...
Ya,,salah satunya adalah perokok. Well, bus penuh sesak tidak begitu menjadi masalah bagi saya. Tapi kalau sudah berhubungan dengan perokok, ini menjadi masalah bagi saya.


Walaupun terganggu, dulu saya masih bisa mentoleransi para perokok itu dengan menganggap "yaudah lah, sy gak kenapa2 ini". Tapi akhir-akhir ini betapa saya bisa menjadi sangat tersiksa dengan kehadiran mereka dan benda kesayangannya itu (rokok-red).


Hmmm,,,slogan MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN rupanya hanya sekedar bacaan.

Baiklah, saya gak mau ambil pusing. Katakan saja itu hak mereka untuk merasakan nikmatnya merokok dengan akibat yang akan mereka tanggung sendiri...Tapi tak sadarkah mereka dengan merokok di tempat ramai sama artinya membuat orang lain merasakan bahaya rokok tanpa merasakan nikmatnya rokok? 

Ya, itu hak anda untuk merokok. Silakan... Tapi bukankah anda juga harus mendahulukan kewajiban daripada hak? Dan kewajiban anda adalah tidak membuat orang lain merasakan akibat buruk dari rokok yang anda hisap. Bisakah anda (wahai perokok) untuk mendahulukan kewajiban anda daripada hak anda? Ambil hak anda, tapi dahulukan kewajiban anda..

Astaghfirullah...
sesungguhnya ujian ini untuk mengingatkan diri ini agar lebih banyak bersyukur atas nikmatNya dan senantiasa menjaga amanahNya.
Alhamdulillah, pengumpulan data sudah mencapai 2/3 langkah. Tinggal 1/3 langkah lagi. Tapi artinya saya masih harus bergulat dengan panasnya bandung, kadang bau sampahnya bandung, penuh sesaknya bus, dan mereka (para perokok) dalam beberapa waktu lagi. Ingin rasanya cepat selesai...
Allahumma'afini fi badani
Selamatkanah tubuhku dari penyakit, ya Rabb..

Sabtu, 07 Mei 2011

"no matter what they judge us, what we believe is true" (ketika hati telah memilih)

Bismillaahiraahmaanirrahiim...


Pada suatu kesempatan, saya mempersilakan "adik-adik" yang tengah duduk di depan saya untuk bertanya "Ada yang ingin di-share atau ditanyakan de'?"...Salah seorang pun bertanya "teteh, keluarga saya agak khawatir dengan penampilan saya sekarang. bagaimana memahamkannya?". Begitu lah kurang lebih pertanyaan adikku itu. Akhirnya pertanyaan itu terlontar juga. Bagaimana memahamkan keluarganya tentang penampilannya saat ini? Hmm...


Mungkin lebih tepatnya adalah menjelaskan pada keluarga bahwa "nothing have to be feared about my appearance". Jilbab terjulur menutupi dada, baju longgar, rok panjang, kaos kaki, manset dan lain-lainnya yang menyembunyikan bentuk tubuh kami, gak ada yang perlu dikhawatirkan kok. 


Sungguh saya bersyukur pada Allah, keluarga saya tidak mempermasalahkan perubahan ini (yang terjadi saat di dunia kuliah, saat jauh dari pengawasan orang tua). Orang tua saya memang sangat menekankan ajaran agama, walaupun begitu tidak "sekuat" di keluarga lain. Walaupun kadang muncul pertanyaan, namun pada intinya mereka tidak mempermasalahkan. Apa kuncinya? entahlah...saya hanya berusaha membuktikan bahwa dengan penampilan ini tidak ada hal  buruk yang terjadi, bahkan -biidznillah- perubahan yang baik lah yang terjadi. Saya hanya ingin berusaha melakukan yang benar.


Sebenernya wajar..sangat wajar kalau kekhawatiran orang-orang terdekat tentang "penampilan" ini. Berbagai info tentang teroris, aliran sesat, golongan yang menipu pengikutnya dan lain-lainnya telah menjadi makanan  tambahan mereka setiap hari. Berita -yang mengatasnamakan- ajaran  Islam itu pun menjadi faktor utama  munculnya kekhawatiran itu. Kekhawatiran yang -seharusnya- tidak perlu dikhawatirkan.


Mengapa? Jelas..apa yang perlu dikhawatirkan kalau yang kami lakukan adalah menurut Al-Qur'an...
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” (An-Nur:31).


Bukan hanya kekhawatiran yang menghampiri kami, tapi "pandangan kurang menyenangkan" pun juga sering kami alami. Di jaman dengan mode yang terus berkembang ini, pakaian seperti yang kami pakai dirasa "aneh". Entahlah dimana anehnya. Ditambah dengan pemberitaan-pemberitaan itu, akhirnya banyak orang antipati dengan orang-orang berpenampilan seperti kami.


Kami tidak ingin mengatakan bahwa muslimah yang kerudungnya tidak terjulur ke dada itu salah. Sungguh kami tidak punya kapasitas untuk men-judge suatu hal benar atau salah. Kami hanya ingin berusaha melakukan yang menurut kami benar. Itu saja... Jadi kami tidak mau mengatakan anda salah, maka apakah anda masih ingin mengatakan kami salah?


Dan untuk saudari-saudari muslimah yang mulai berkomitmen untuk mengikuti peraturanNya, yang mulai menjulurkan kerudungnya menutupi dada, yang mulai menanggalkan pakaian-pakaian yang "terlalu kecil", yang mulai lebih mencintai rok daripada celana, yang tidak lupa memakai kaos kaki ketika keluar rumah, yang lebih nyaman memakai manset, yang ingin mengamalkan An-Nur ayat 31..saya katakan "no matter what they judge us, what we believe is true".


Hmm,,,ada penggalan lagu Boyzone (No matter) yang bisa kita ambil hikmahnya ni:

No matter what they tell us
No matter what they do
No matter what they teach us
What we believe is true

No matter what they call us
However they attack
No matter where they take us
We'll find our own way back

I can't deny what I believe
I can't be what I'm not
I know I'll love forever
I know, no matter what

If only tears were laughter
If only night was day
If only prayers were answered
Then we would hear God say

No matter what they tell you
No matter what they do
No matter what they teach you
What you believe is true


......

Ketika hati telah memilih..memilih untuk lebih mendekat padaNya..inilah hidayah dariNya. Dan ketika hidayah ini telah kami dapat dengan perjuangan, tak akan kami lepas hanya karena kekahwatiran yang bersifat duniawi.. No matter where they take us, we'll find our own way back...
keep Istiqomah, keep HAMASAH.... :)


wallahu'alam bishshawab..

Sabtu, 30 April 2011

KKN itu..hmm...

Bismillaahirrahmaanirrahiim..


"teteh
o** disuruh konsul ke teteh ttg kkn
gimana cara ngadepin ank ********* "


Itu pertanyaan dari salah seorang adik yang mengawali perbincangan kami via chat FB siang ini.
Ya,,adik tingkatku ini memang akan segera menjalani masa KKNnya di bulan Juni-Juli tahun ini.


Pertanyaan itu mengingatkan masa setahun lalu: masa menjelang KKN.
Haha..benaaar..udah 1 tahun berlalu..gak kerasa...rasanya baru kemarin pulang KKN *lebay! :D


Yaa,,itu memang benar-benar 1 tahun yang lalu. Saat saya -yang gak ada persiapan apapun- dipaksa temen kosan untuk segera daftar KKN online...Gak ada persiapan janjian ama sapa-sapa, gak ada persiapan kira-kira tempat yang bagus dimana, gak ada persiapan apa-apalah pokoknya waktu itu. Jelas aja bingung, dan cuma karena teman itu bilang "kita 1 kecamatan aja put, biar deketan, di desa aku jatah anak FKep nya dah penuh", maka bismillah saya pilih "Kabupaten Ciamis...Kecamatan Cimaragas..Desa B**** (lupa apa nama desanya)".
Daaan ternyata baru saya sendiri yang dari FKep..baru besoknya nongollah 2 teman saya anak Fkep lainnya. Kami gak deket, cuma kenal...
Hampir tiap hari ngegcek nambah sapa aja temen KKNnya..dan beberapa minggu kemudian dapet info kalau desanya dipindah jadi desa RAKSABAYA..Laaah,,makin bingung... -___-"


Haha...itulah cerita awal KKN setaun lalu..nostalgila sedikit...Masa-masa menjelang KKN adalah masa-masa penuh kekhawatiran, hehe.. Khawatir meninggalkan amanah, dan yang paling penting adalah : kekhawatiran "kaya gimana ya temen2nya" dan "gimana ya tinggal di desa itu"... Yaah,,kekhawatiran-kekhawatiran lain pun tercipta: "nanti gimana kalo gini, nanti gimana kalo gitu, nanti gimana kalo anak ini gini, nanti gimana kalo di desanya begitu, dan lain-lain-lainnya..". Tapi toh kekhawatiran itu gak berpengaruh apa-apa, saya pun tetap harus berangkat KKN bersama 16 teman lainnya, dari berbagai fakultas.


Lepas dari "zona nyaman", itulah tantangannya. Mungkin selama ini saya nyaman-nyaman aja dengan suasana sehari-hari di kampus ataupun lingkungan dimana saya biasanya ada. Tapi sekali lagi, inilah tantangannya! Hidup satu bulan bareng 16 teman baru di suatu tempat yang baru berakibat saya banyak belajar, belajar hal-hal yang gak didapat di "zona nyaman" saya.


Di KKN itu, saya belajar bagaimana berusaha menjadi tamu yang baik di daerah orang. Embel-embel "mahasiswa UNPAD" emang membuat kami jadi "sorotan" di daerah itu. Rasanya kemana aja kami melangkah pasti mata-mata di situ pada ngeliat. Lengkungan di bibir (alias senyum) selalu kami coba kembangkan. Kadang seneng karna dibalas senyum lagi (atau bahkan dibalas sapaan hangat), tapi kadang kesel juga karna dicuekin, haha...


Di KKN itu, benar-benar belajar hal-hal yang gak keduga. "Belajar bersama masyarakat", itulah tema dari KKNM Unpad periode Juli 2010. Berusaha mempersembahkan sesuatu untuk kemajuan desa itu. Walaupun "kecil", semoga bisa bermanfaat. Karna gak mudah merubah sesuatu hanya dalam waktu 1 bulan.. 


Di KKN itu, saya bukan hanya belajar bagaimana menghargai  pendapat orang tapi juga bagaimana menghargai kebiasaan orang. Huah,,16 kepala berarti 16 pemikiran dan 16 kebiasaan,,semuanya unik-unik. Alhamdulillah, banyak belajar dari mereka. Dari mereka yang meninggalkan kesan tersendiri di hati ini, yang meninggalkan banyak kenangan di memori ini...Segala kehawatiran di awal itu, semua berubah menjadi rasa syukur..rasa syukur bisa dipertemukan dengan mereka... :)



..omesh..winda..debush..vivi..anto..dee..arif..luthfy..kaka..yono..amey..
..Lya..meida..indra..zaky..

eh,,ketinggalan..sang fotografer...si BLEK...haha...




Let me say "Thanks Allah I found them.." :D

Jumat, 29 April 2011

mau...mau dicintai Allah...

Bismillaahirrahmaanirrahiim..


Allah cinta pada orang berzikir
Allah cinta pada orang berfikir
Allah cinta pada orang yang taat
Allah cinta pada orang bertaubat

Allah cinta pada orang yang jujur
Allah cinta pada orang bersyukur
Allah cinta pada orang dermawan
Allah cinta pada orang yang sabar



(penggalan lagu "Allah Cinta", opick)




Mau..mau...mau dicintai Allah..


ayo ayo..sapa yang mau?? :D

Rabu, 27 April 2011

Lebih dari sekedar pilihan, Dik... (ketika hati belum memilih)

Bismillaahirrahmaanirrahiim...


Hmm,,kembali kejadian kecil di suatu hari, membawaku berfikir banyak untuk sekian menit. Kemudian,,,yah ini lah jadinya..


Udah lama mau nulis ini, tapi selalu tertunda. Akibatnya, semakin banyak kejadian kecil yang mendukung.


Semuanya berawal pada rasa terkejutku pada apa yang saya lihat di suatu daerah dalam perjalanan ke Cirebon.Saat itu sepertinya memang jam pulang anak SMA yang berlokasi di sekitar situ. Melihat mereka berseragam putih-abu berjalan dengan tas punggungnya sambil sesekali bercanda, rasanya terputar kembali memori tentang masa itu: masa SMA. Yah, mungkin hampir sama pemandangannya saat saya SMA dulu, sehingga memori SMA benar-benar dengan mudahnya bermain di benak saya saat itu. Dari jendela bus saya menyaksikan semua itu: keindahan masa SMA, persahabatan yang menyenangkan,  keceriaan, dll. Senyum tersungging menyaksikan semua itu. Namun, senyum ini terhenti, mata terbelalak tak percaya, hati dan mulut refleks menyeru kalimat istighfar. Astaghfirullah,,apa yang barusan saya lihat?? (waktu itu). MIRIS...Pemandangan yang menyayat hati. Langsung saja, yang saya lihat adalah: sekelompok remaja putra-putri sedang berkumpul (terlihat lebih banyak jumlah putranya), dan dua orang diantaranya (putra dan putri) berdiri berhadapan -entah apa yang mereka bicarakan- lalu DENGAN MUDAHNYA sang putra mencium pipi si putri. Ya Rabb,,seperti inikah pergaulan mereka?


Ingin rasanya menangis. Sudah separah itukah? Jika di tempat umum saja mereka sudah berani berbuat seperti itu, apa yang mereka perbuat di tempat yang tidak ramai orang? Astaghfirullah..semoga Allah mengampuni mata ini yang telah melihat sesuatu yang tidak seharusnya dilihat.


Selanjutnya di Cirebon, ketika saya mampir di sebuah warnet karena modem sedang bermasalah. Ada rasa senang tersendiri ketika berkesempatan muter-muter dengan sepeda motorku berkeliling cirebon dan mampir ke sebuah warnet. Bersyukur bisa merasakan kembali apa yang biasanya saya lakukan saat belum pindah ke Jatinangor. Namun rasa syukur itu malah berubah menjadi penyesalan. Penyesalan yang kembali muncul karena pemandangan yang tidak mau saya lihat. Saat akan beranjak dari warnet, terlihat di salah satu kabin sepasang kekasih (tampaknya) sedang menyewa sebuah komputer untuk berselancar di du nia internet. Sang cowo duduk sambil 'berselonjor' kaki dan sang cewe duduk di pangkuannya dengan menyandarkan bahunya ke arah tubuh sang cowo. Hati panas, kesal, kenapa harus melihat hal seperti ini lagi.. Aaaargh...


Dua kejadian itu, kejadian yang terjadi pada anak SMA itu, rasanya membuat hati ingin menangis. Tau kah Dik, hati ini rasanya ingin menangis? Harus seperti itukah pergaulan yang kalian lewati? Apakah sudah tidak ada mata pelajaran agama di sekolah? Sudah tidak adakah binaan pergaulan di sekolah? Apakah orang tua tidak pernah menyampaikan hal-hal berkaitan pergaulan dua gender ini?


Hai remaja putri, kenapa kalian mau melakukan itu?
Menyerahkan kehormatan kalian pada pria yang entah siapa. Ya, mereka memang temanmu (kekasih mungkin), tapi setelah itu siapa? akankah jadi suamimu?
Mari sama-sama beristighfar adikku.. Jika kalian muslim, bukalah kembali kitabmu..Al-Qur'anulkarim...yang memuat semua hal yang harusnya menjadi pedoman langkah kita. Bukalah surat Al-Isra' (surat ke 17), bacalah ayat 32: “Dan janganlah kalian mendekati perbuatan zina, sesungguhnya itu adalah perbuatan nista dan sejelek-jelek jalan.” Belum cukupkah adikku? Belum cukup meyakinkanmu? Baiklah, bacalah hadist berikut: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan sekali-kali dia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa disertai mahramnya, karena setan akan menyertai keduanya.” (HR. Ahmad).


Wahai adik2 putri, adik2 yang seiman, tahukah kita (wanita) adalah perhiasan dunia? Namun tahukah kalian, kalau kita pun bisa menjadi penghancur dunia ini? Seharusnya ada hijab antara kita dan makhluk bernama laki-laki (yang bukan mahrom kita). Sudah seharusnya kita menjaga hijab kita, menjaga hijab kita, jangan biarkan hijab kita tersibak. Jangan biarkan mata dan tangan jahil itu dengan sembarang bisa menikmati amanah yang Allah titipkan pada kita. Amanah besar untuk kita jaga. Dimana hanya mahrom kita yang berhak melihat dan menyentuhnya.


Wahai adik2 putri, adik2 seiman. Saya sampaikan ini karena sungguh kita bisa menjadi perhiasan dunia. Wanita-wanita sholehah yang mencetak generasi Qur'ani. Wanita-wanita besar yang menjadi awal mula lahirnya pahlawan-pahlawan besar. Wanita-wanita penyejuk dunia dengan cahaya imannya, dengan keteguhan prinsipnya. Yah, seharusnya kita menjadi seperti itu dik...


Wahai adik2 putri, adik2 seiman. Saya sampaikan ini karena sungguh kita bisa menjadi penghancur dunia. Wanita-wanita yang tidak mau menghijabi diri kita. Wanita-wanita yang enggan mengikuti Al-Qur'an. Wanita-wanita yang menjadi jalan kehancuran kaum laki-laki.  Bagaimana dengan generasi yang akan kita cetak nanti? akankah kita melahirkan generasi-generasi yang tidak kita bekali dengan Al-Qur'an? Naudzubillahimindzalik...


Wahai adik2 putri, adik2 seiman. Saya sampaikan ini karena ini lebih dari sekedar pilihan. Jika di luar sana kalian mendengar bahwa "berhijab adalah pilihan", maka kusarankan adik2 membaca kembali AL-Qur'an surat An-Nur ayat 31. Setelah membacanya, apakah kalian masih berfikir ini sebuah pilihan ? Baiklah, ini memang pilihan..Pilihan menjadi baik atau menjadi buruk.


Wahai adik2 putri, adik2 seiman. Saya sampaikan ini karena sungguh ini adalah sebuah kewajiban. Hijabilah diri kita (sekali lagi silakan buka Al-Qur'an, ini bukan kata-kata saya). Ikutilah aturannya, karena itu tuntutan Allah adikku. Semua Allah sampaikan bukan tanpa tujuan. Sayangilah diri kita. Sayangi diri ini dengan melindunginya dengan jilbab. Jagalah diri ini dari hal-hal yang menyesatkan. Mari kembali pada Al-Qur'an.


Wahai adik2 putri, adik2 seiman. Saya sampaikan ini karena sungguh mendekat padaNya itu indah. Jangan kau takut menghulurkan jilbabmu. Jangan takut dunia mencemoohmu, karena akhirat yang indah menantimu. Jangan takut dunia menjadi jauh darimu, karena sungguh akhirat yang indah akan dekat denganmu..


Wahai adik2 putri, adik2 seiman. Saya sampaikan ini, karena sungguh JANJI ALLAH ITU PASTI... Ini bukan sekedar pilihan dik...


Wallahu'alam bishshawab 

Selasa, 12 April 2011

UJIAN ????

Bismillaahirrahmaanirrahiim...


Kembali tulisan yang terinspirasi dari salah satu kejadian kecil di suatu hari... Awalnya menggelitik,,namun kemudian...Hmmm...


Dua hari yang lalu, waktu naik angkutan kampus...*setting susana: beberapa mahasiswa memegang bahan kuliah, musim UTS*. Obrolannya berasal dari beberapa mahasiswa suatu fakultas di Unpad. Entah fakultas apa, yang jelas bukan keperawatan -karna gak pernah liat mukanya di kampus fkep- :D
Obrolan yang saya dengar kurang lebih seperti ini:
*saya gak terlalu merhatiin orang yang ngobrolnya. jadi gak tau berasal dari berapa orang obrolan ini diciptakan*
......
A: ah UTS ini..ujian tidak serius..haha
B: kalo yang agak serius mah pas UAS...Ujian Agak Serius..hahaha...
C: haha,,jadi kapan dong seriusnya...??
D: serius mah waktu SP... Seius Pisan..hahahahaha...
......


Itulah obrolan yang -mau gak mau- saya dengar...menggelitik awalnya,,kemudian terpikir tentang sesuatu.
Ya, plesetan kepanjangan dari UTS dan UAS emang udah gak asing lagi.. Entah apa sejarahnya plesetan itu, tapi kesan yang timbul adalah mahasiswa seringkali gak serius dalam menghadapi ujian...Kadang sang penulis (saya-red) juga "kurang" serius menghadapi suatu ujian...hehe..


Bukan,, itu bukan kamu hai mahasiswa yang selalu siap menghadapi ujian.
Plesetan itu gak berlaku buat kamu, mahasiswa yang selalu menganggap ujian adalah evauasi..ujian sebagai salah satu langkah pembuktian keberhasilan suatu proses yang dinamakan belajar.


Plesetan itu buat mahasiswa yang masih sering berfikir bahwa ujian adalah rutinitas...ujian sebagai waktu yang dianggap mengganggu waktu bermain.. hmmm... -naudzubillahimindzalik-


Apa fenomenanya? apakah makna proses beajar-ujian ini sudah mengalami pergeseran?
Haaai...ini baru ujian dari manusia...dari manusia yang berperan sebagai dosen untuk menguji kemampuan kita...masa gak serius?? terus kalau nilainya jelek malah nyalahin soal...nyalahin dosen.. Hmmm...


Yuk maknai kata ujian lebih dalam lagi...
Gimana kalau kita beralih ke ujian yang asalnya dari Zat yang menciptakan kita. Ya, Allah -subhanahu wa ta'ala- kadang memberi kita ujian,,ujian untuk menguji keimanan kita, menguji kemampuan kita untuk bertahan  pada jalan kebenaran.
Dan ketika menghadapi ujian ini dengan tidak serius, dengan berkeluh kesah...apa kata Allah ya???
Terus waktu hasilnya jelek, apa lantas kita menyalahkan Allah?
Tentu kita bukan orang seperti itu kan, sahabat??!!


Jadi teringat suatu SMS tausyiah dari saah seorang sahabat, isinya sebagai berikut:
Jika seorang hamba diuji kemudian berkeluh kesah maka Allah menguji karna dosa-dosanya.
Jika seorang hamba diuji kemudian bersabar, maka Allah menguji karena ingin mengangkat derajat hamba tersebut.
Jika seorang hamba diuji kemudian hamba tersebut ridha, maka Allah menguji karna Allah mencintainya.
(Syaikh Abdul Qadir Jailany)


Subhanallah...pilihannya ada di kita kok...
Mau berkeluhkesah saat diuji? ya brarti Allah menguji karna dosa-dosa kita.
Mau bersabar saat diuji? insya Allah, Allah akan mengangkat drajat kita.
Mau ridha jika Allah menguji kita? Subhanallah, ujian itu adalah kado cintaNya untuk kita, karna Ia mencintai kita.


Sudah saatnya memandang segala bentuk ujian dari sisi lain...
Ujian akademik sampai ujian kehidupan dari Allah, ayo bekali diri kita dengan bekal yang tepat. Mari persiapjkan diri kita dalam menghadapi ujianNya dengan keridhaan, dengan kepercayaan bahwa akan banyak makna dibalik semua ini. Buktikan kita bisa melewati ujian itu,,bukti  kita yakin bahwa dibaik masalah besar kita punya Allah yang Maha Besar.


Wallahu'alam bishshawab.. :)

Jumat, 08 April 2011

..my mom is amazing..

Bismillaahirrahmaanirrahiim...


Hmmm,,kembali tentang orang tua..
Mungkin ya,penyebabnya adalah sy lagi merindukan mereka..udah lama gak pulang :(...


Tapi sebelumnya, tulisan ini terinspirasi dari 2 hal...
pertama: sejak beberapa pekan ke belakang lagi suka lagu2nya Zain Bikha..gak tau kenapa tiba2 sangat ingin mengamati lirik lagu yang ini:


She wakes up early in the morning with a smile
And she holds my head up high
Don't you ever let anybody put you down
Cos you are my little angel
Then she makes something warm for me to drink
Cos it's cold out there, she thinks
Then she walks me to school, Yes I aint no fool
I just think my Mom is amazing

She makes me feel
Like I can do anything
and when she's with me
there's no where else, I'd rather be
After School, she's waiting by the gate
I'm so happy that I just can't wait
To get home to tell her how my day went
And eat the yummy food, only my Mom makes
Then I wind her up cos I don't wanna bath
And we run around the house with a laugh

No matter what I say, she gets her way
I think my Mom is amazing

In the evening, she tucks me into bed
And I wrap my arms around her head
Then she tells me a tale of a girl far away
Who one day became a princess
I'm so happy, I don't want her to leave
So she lies in bed with me
As I close my eyes, how lucky am I
To have a Mom that's so amazing

Then I wake up in the morning, she's not there
And I realize she never was
And I'm still here in this lonely orphanage
With so many just like me
And as my dreams begin to fade
I try hard to look forward to my day
But there's a pain in my heart that's a craving
How I wish I had a Mom that's amazing
Would be amazing



*di-cut sampe sini aja,,coz selanjutnya sedih, n gak tepat dgn kondisi sy, hee..*


kedua: kata-kata ibu tadi pagi di telp..
dari sekian banyak kata-kata yang terurai,,satu kalimat yang begitu dalam masuk ke hati ini, yaitu : "ibu senang kalau anak 'senang',,ibu jadi tenang".


Yeah,,,I absolutely agree that "My mom is amazing"...
Subhanallah,,Allah menciptakan wanita super seperti beliau..seperti ibu-ku..seperti ibu-ibu di dunia ini...


IBU SENANG KALAU ANAK SENANG...
apa yang bisa sy katakan lagi setelah itu? -gak ada-
sy bingung menjawabnya...
Ah ibu,,,hanya itu kah? cukup dengan melihat anakmu senang, melihat anak2mu hidup dengan bahagia,,cukup dengan itu kah engkau bisa merasa senang?


Ya Robbi,,terbuat dari apakah hati wanita itu?
terbuat dari apakah tangan wanita itu?
dengan apakah kau menciptakan wanita seperti itu?
seperti ibuku...


Mari teliti lagi kalimat itu..
Ibu senang ngeliat anak senang..
(mungkin) sama dengan: ibu bahagia melihat anak bahagia.
(mungkin) sama dengan: kebahagiaan anak adalah kebahagiaan ibu..
dan samakah dengan: kebahagiaan ibu adalah kebahagiaan anak..?


Sudah cukup banyak pengorbanan beliau...
Hatinya sering kita bolak-balik dengan tingkah kita...
Beliau pernah sedih dengan kenakalan kita...
Beliau pernah kecewa dengan tindakan kita...
Namun apakah beliau pernah memutuskan cintanya pada kita?
jawaban sy : TIDAK..

Beliau pernah bangga dengan prestasi kita..
Beliau pernah senyum bahagia melihat keberhasilan kita..
Pernahkah beliau memutuskan rasa syukurnya memiliki kita?
jawaban sy: TIDAK..


Kembali saya ulang kalimat ini: Kebahagian anak adalah kebahagiaan ibu.
Sudah cukup banyak kebahagiaan yang beiau rasakan (hanya dengan) melihat kebahagiaan kita....
Pernahkah kita berfikir untuk membaliknya? menjadi: Kebahagiaan ibu adalah kebahagiaan kita.
Tipis memang bedanya...namun cukup berarti.
Menurut saya, kunci perbedaannya ada pada: kita meraih bahagia karna memang ingin bahagia atau meraih bahagia karena ingin ibu bahagia...


Silakan jawab sendiri...silakan putuskan sendiri..
Sy rasa kita cukup dewasa untuk memutuskannya..
dan tentunya kita cukup dewasa untuk tahu kesenangan kita yang seperti apa yang membuat ibu senang..kebagiaan kita yang seperti apa yang membuat ibu bahagia...


Yaa...our moms are amazing... 
kebahagiaannya bukan hanya terukur pada hatinya...
kebahagiaannya juga terukur pada kita..anak2nya...


"bahagiakan ia, sebagaimana ia membahagiakan aku sewaktu kecil".. :)


wallahu 'alam bishshawab..

Selasa, 05 April 2011

DUA puluh DUA

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

DUA puluh DUA tahun hidup dunia...
DUA puluh DUA kali melewati tanggal 3 april..
DUA puluh DUA tahun sudah waktu hidup di dunia berkurang...

DUA puluh DUA kali melewati hari yang orang bilang "ulang tahun"...
namun baru di tahun ini rasanya gak biasa...
..hambar..
..sesak..
..perasaan gak menentu..
..tangis pun meledak..

Allah...Engkau yang lebih tau hati ini..
bahkan lebih tahu dari diri ini..
rasa sesak menyiksa di hari itu (3 april 2011) mungkin hanya Kau yang tau apa sebabnya.

Robb-ku..
kesempatan ini..tanda cintakah? atau ujian?
kesempatan untuk masih bisa melihat kepenatan dunia..
kesempatan untuk masih menarik napas..
kesempatan untuk menjalani hari lagi..
kesempatan untuk lebih baik..
jauh lebih baik...
bukan jadi yang terbaik...
tetapi melakukan yang terbaik..

Alhamdulillah..
All praises to Allah..

hanya ingin memujiNya..
karna hanya Dia...yang bisa memberikan ketenangan di hari itu...
ya,,hanya Dia...

Selasa, 22 Maret 2011

Lansia dan sebatang emas

bismillaahirrahmaanirrahiim...

Hmmm,,teringat kuliah kemarin yang diawali dengan sebuah simulasi yang -awalnya- kami gak ngerti apa maksudnya. Dosen cuma bilang "keluarkan kertas selembar"...Sedetik kemudian terdengar suara jerit tertahan teman-teman, menunjukkan rasa kagetnya: "masa iya ujian lagi?" 
Haha.. tapi kami salah besar...bukan ujian atau kuis layaknya anak kuliah..kami malah disuruh menggambar layaknya...hmmm....apa ya??...anak TK? haha...

Bukan,,bukan..Ini bukan sembarang perintah menggambar. Instruksinya adalah "gambarkan benda yang menurut kalian menggambarkan lansia".. Beberapa kami pun ber-"Ooo" ria saat mendengar perintah itu. Ya,,kuliah pagi itu memang tentang "perspektif keperawatan gerontik" atau dengan bahasa lainnya tentang lansia...

Well,,ternyata kegiatan yang awalnya kami -terutama saya- "iseng banget", ternyata ini meaningful.
Lanjut cerita,,sang dosen pun mengecek gambar-gambar kami dan menulisnya di whiteboard..berikut beberapa gambar yang kami buat:
kacamata..tongkat..batu nisan..kursi goyang..syal..kopiah dan mukena..emas..padi menguning..spygmomanometer..kayu keropos..dan banyak lainnya.
Kemudian langkah selanjutnya adalah kami menerangkan maksud dari gambar itu. Berikut (lebih kurang) jawaban teman-teman:
yang menggambar kacamata:  maksudnya adalah lansia biasanya mengalamai penurunan kemampuan penglihatan sehingga membutuhkan kacamata sebagai alat bantu
komentar dosen: jadi ketika kamu mendapat pasien lansia yang ada di pikiran kmau adalah penurunan penglihatan dan memberinya kacamata. padahal belum tentu semua lansia penglihgatannya buruk.. hmmm...
yang menggambar tongkat: karna pada lansia biasanya mulai terjadi penurunan kemampuan fisik..jadi membutuhkan tongkat untuk alat bantunya
komentar dosen : -hampir sama dengan komentar gambar kacamata-
yang menggambar batu nisan: (diikuti tawa teman-teman sekelas) .... jadi kita sebagai perawat harus dapat memberi pengertian dan perawatan pada lansia bahwa persiapan menuju ke arah sana (kematian)
komentar dosen: emangnya yang harus mempersiapkan kematian hanya lansia? kita juga harus mempersiapkan kematian (haha...bener bgt!)
yang menggambar kursi goyang: biasanya lansia sudah mengurangi aktivitasnya karna keterbatasan gerak..jadi lebih suka duduk di kursi goyang
komentar dosen: brarti kita mengajarkan pada lansia untuk tidak produktif. padahal bisa saja dia sehat dan masih bisa melakukan banyak hal.
yang menggambar kopiah dan mukena: biasanya pada saat lansia manusia lebih rajin beribadah
komentar dosen: iya benar..biasanya lansia lebih rajin beribadah dan lebih meluangkan waktunya untuk hubungannya dengan Tuhannya

Dan banyak lagi jawaban serta kometar yang terungkap...namun yang menarik adalah ketika seorang teman yang menggambarkan lansia sebagai batang emas menguraikan alasannya. Berikut ini jawabannya:
..lansia itu bagaikan emas. emas adalah logam mulia. walaupun umurnya semakin tua tapi emas tetap berharga.begitu pula lansia...
komentar dosen: ya..dan emans 24 karat jika semakin tua justru harganya semakin mahal.. itulah lansia,,sosok lansia adalah sosok yang sudah banyak pengalamannya...banyak ilmunya...(bla bla bla)...Good..jawaban yang bagus..!!

Yaah,,,dari simulasi ini kembali saya diajarkan memandang positif sesuatu. Ketika mendengar perintah gambarkan benda yang menggambarkan lansia, maka bagi orang yang memandangnya secara umum akan tercipta gambar kacamata, tongkat, kursi goyang dsb. Ya, itulah benda-benda yang amat identik dengan lansia, benda-benda yang seringkali dipakai lansia dan menggambarkan bahwa lansia mengalami penurunan ini-itu..sudah tidak mampu ini-itu.. Tapi lihatlah teman sy itu, dia justru mampu melihat sesuatu dari sisi lain, sisi yang positif.

Ya, itulah bagaimana kami sebagai calon tenaga kesehatan -harusnya- memandang pasien lansia.. STEREOTIP adalah sesuatu yang WAJIB kami hidari...Namun, hanyakah kami sebagai calon perawat yang melakukan itu? tentu saja TIDAK...Mari tengok kembali dua orang (atau seorang ataupun yang hanya tinggal dalam kenangan) yang tengah mencurahkan segala doanya untuk keberhasilan kita..yang hari-harnya diabdikan untuk membesarkan kita..Ya, mereka..orang tua kita. Sudah ataupun belum,yang jelas masa tua itu akan mereka hadapi. Masa dimana banyak hal akan berubah: kehidupan yang tak lagi muda, perubahan fisik dan psikologis. Akan digambarkan sebagai apakah saat mereka tua nanti (ataupun saat ini)? Sebagai kursi goyangkah?dimana kita memandang mereka hanya bisa menghabiskan masa tua hanya  berdiam "bergoyang" bersama sebuah kursi.. atau digambarkan dengan kayu keropos kah? tak berguna dan bisa dibuang... Ataukah bahkan digambarkan dengan batu nisan? dimana  kita hanya berpikir tentang persiapan kematiannya...

Naudzubillahmindzalik....semoga apapun kondisi orang tua kita, kita bisa mengibaratkannya bagai emas...semakin berharga..semakin dijaga...sebagai orang yang telah banyak pengalaman dan ilmunya. Lebih dari sebatang emas...karena tidaklah sebanding harga sebatang emas dibanding dengan harga perjuangan mereka.

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:
doa4.jpg
Robbirhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo"
“Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” [Al Israa’:24]
wallahu a'lam bishshawab...

Sabtu, 19 Maret 2011

"makanan ruhiyah" :) (05012011)

"MAKANAN RUHIYAH" :)
ditulis tanggal 5 januari 2011
di putnuimutthea.multiply.com


Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Teringat sebuah oleh-oleh CCSA yang udah berakhir lebih dari 2 minggu yang lalu...
Ya,,Allah kirimkan beliau, Tn.T (nama diinisialkan) untuk mengingatkan diri ini tentang "makanan ruhiyah".

Ceritanya saat itu siang mendekati waktu habis jam dinas pagi,,mulai gak ada kerjaan,,kerjaan iseng-iseng pun dimulai..main ke bed pasien-pasien buat sekedar ngobrol (selalu menemukan hal menarik dari kegiatan iseng ini) atau menemukan hal-hal yang bisa dikaji. Ketika sedang berkunjung ke salah satu pasien, mata justru tertuju ke 2 bed di sebelah kiri bed pasien yang saya kunjungi, yap bed dari Tn. T ini.
Tn. T --yang kurang dari setengah jam sebelumnya  baru saya jemput dari OK (kamar operasi) karna suatu penyakit yang dideritanya-- terlihat sedang memejamkan matanya. Entah kenapa saya merasa ada yang berbeda dari pejaman matanya. Bukan, bukan pejaman mata karena tertidur,,pejaman mata yang berbeda. Beberapa detik kemudian tangannya terangkat ke kepalanya...subhanallah..bulu kuduk berdiri...Ya, Tn T tengah sholat saat itu.Saya terus memperhatukan beliau..ya gerakan sholat yang tidak seperti biasanya karna keterbatasan gerak yang beliau miliki.
Beberapa menit kemudian sholat-nya selesai...Saat itu ingin sekali rasanya menghampiri beliau, memastikan apa yang saya lihat. Keinginan itu begitu kuat ketika saya dengar seorang pasien di sebelahnya berkata pada saya "neng, tolongin pak T, infusnya bocor". Tanpa ragu saya hampiri Tn. T, tentu dengan keinginan yang begitu kuat tadi. Namun sayang sekali, Tn T tampak masih lemah..Ketika saya bertanya kenapa, beliau menjawab "gak apa2 neng, lemes aja, pengen istirahat dulu", begitu kurang lebih jawabannya.. Keinginan itu pun saya tahan. Saya yakin masih ada hari esok.

Dan, hari esok itu pun datang. Pagi di ruangan itu saya langsung melihat bed Tn T...Subhanallah, wajah Tn T tampak cerah sekali, sudah kembali menjadi Tn T yang memang selalu tampak ceria dan bersemangat. Keinginan itu semakin kuat. Tanpa harus menunggu saat-saat jam dinas habis, saya hampiri Tn. T, menyapa beliau dan keluarganya (yang saat itu hanya ada istrinya). Setelah beberapa kalimat basa-basi, saya pun bertanya tentang apa yang saya lihat kemarin. Bapak yang ubannya terlihat cukup banyak itu menjawab dengan santai, tampak tidak merasa ada yang berlebihan dengan apa yang dikatakannya. Satu catatan dari kata-kata beliau, menurutnya "selagi masih sanggup sholat neng, ya harus sholat...ibaratnya kalo makanan badan mah makanan kaya begitu (sambil menunjuk makanan yang disediakan pihak gizi RS) kalau rohani ya makanannya sholat. mau bawa bekal apa kalo sholat aja nggak". Itu kata-kata yang begitu membekas di benak ini.
Obrolan berlangsung beberapa menit lamanya. Di sebelahnya, istrinya tampak setia mendengarkan suaminya sambil sesekali ikut ngobrol. Saya menangkap rasa bangga pada raut wajah beliau. Ya, pasti bangga...mungkin inilah salah satu penyebab beliau begitu setia pada Tn T di sekian tahun usia pernikahannya.

Lalu timbul pertanyaan dalam diri ini: apa lagi yang membuat berat untuk melakukan kewajiban "5 waktu" itu? kewajiban yang sudah saatnya diubah menjadi kebutuhan...
diri ini masih sanggup berdiri tegak
waktu ini masih ada
Lalu, apa lagi yang kurang?

Wallahu'alam bishshawab,,semoga bisa menjadi salah satu pengingat..