rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Senin, 23 Mei 2011

tunggu..tidak lama lagi...

Bismillaahirrahmaanirrahiim...




Bulu kuduk berdiri, air mata menetes, hati terenyuh waktu mendengar salah satu bagian dari video di atas, waktu seorang bapak berucap:
"tentunya hari ini kami sekeluarga sangat berbahagia sekali. Dengan susah payah berjuang mati-matian untuk supaya semua tercapai. Alhamdulillah hari ini tercapai. Terima kasih"
Dengan tertunduk tanpa menatap kamera, dengan segala kerendahan hatinya, kalimat tersebut terlontar dari seorang bapak tentang perasaannya di hari wisuda anaknya.. 


DENGAN SUSAH PAYAH BERJUANG MATI-MATIAN UNTUK SUPAYA SEMUA TERCAPAI...
Ya...perjuangan orang tua rasanya terbayar ketika melihat anaknya memakai toga dan dinyatakan lulus menyandang gelar sarjana.


Tunggu..beberapa waktu lagi..beberapa saat lagi..insya Allah..tidak lama lagi..saya akan mendengar kalimat itu dari mulut bapak dan ibu...


Dibandingkan degan rahmatMu ya Rabb,,dibandingkan dengan perjuangan ibu dan bapakku...sungguh perjuangan 4 tahun ini dan skripsi ini tidak ada apa-apanya...
UntukMu ya Rabb,,demi ibuku,,demi bapakku..akan terus kurintis perjuangan ini...tak ada kata henti melakukan yang terbaik,,karena Engkau, ibu dan bapakku pun tak henti mempersembahkan yang terbaik untukku...


SEMANGAT PUPUUUUUT.....!!!!!!!

Jumat, 20 Mei 2011

ambil hak anda, tapi dahulukan kewajiban anda..

Bismillaahirrahmaanirrahiim...


Alhamdulillah,,masih bisa melihat matahari pagi dan menghirup udara pagi yang segar ini, dengan bebas..sangat bebas.. Tidak tersengal lagi..
Alhamdulillah..Allah pernah memberikan masa itu. Saat ujian itu datang. Saat saya tak bisa sebebas ini menarik oksigen dan menghembuskan karbondioksida.
Kembali teringat kemarin dan beberapa hari sebelumnya dalam 2 pekan ini, saat merasakan kesulitan untuk menikmati karunia Allah berupa udara yang menjadi kebutuhan dasar manusia ini. Entah kenapa beberapa pekan ini saya berkali-kali mengalami kesulitan bernafas. Saya lebih sering menyebutnya "nafas yang memendek". Nafas saya tersengal, untuk menarik nafas yang sedikit lebih panjang membutuhkan usaha yang lebih keras, cape' rasanya.
Ini bukan seperti nafas seseorang saat asmanya kambuh. Saya cukup bisa membedakannya. Tidak ada suara mengi dalam nafas saya. Saya hanya merasa dada saya sempit dan butuh usaha lebih untuk menarik nafas yang biasanya dilakukan.


Hmmm,,sebenarnya bukan masalah kesehatan yang ingin saya uangkapkan disini, melainkan betapa saya ingin menyampaikan sedikit "kekesalan" saya pada salah satu pemicu datangnya masa itu.
Ceritanya saat ini saya tengah melalui proses pengumpulan data dalam penelitian untuk skripsi saya. Untuk itu, saya harus menuju sebuah rumah sakit yang harus ditempuh dengan menumpang bus dan angkot. Dan silakan bayangkan apa yang saya hadapi dalam sebuah bus ekonomi yang (terkadang) penuh sesak...
Ya,,salah satunya adalah perokok. Well, bus penuh sesak tidak begitu menjadi masalah bagi saya. Tapi kalau sudah berhubungan dengan perokok, ini menjadi masalah bagi saya.


Walaupun terganggu, dulu saya masih bisa mentoleransi para perokok itu dengan menganggap "yaudah lah, sy gak kenapa2 ini". Tapi akhir-akhir ini betapa saya bisa menjadi sangat tersiksa dengan kehadiran mereka dan benda kesayangannya itu (rokok-red).


Hmmm,,,slogan MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN rupanya hanya sekedar bacaan.

Baiklah, saya gak mau ambil pusing. Katakan saja itu hak mereka untuk merasakan nikmatnya merokok dengan akibat yang akan mereka tanggung sendiri...Tapi tak sadarkah mereka dengan merokok di tempat ramai sama artinya membuat orang lain merasakan bahaya rokok tanpa merasakan nikmatnya rokok? 

Ya, itu hak anda untuk merokok. Silakan... Tapi bukankah anda juga harus mendahulukan kewajiban daripada hak? Dan kewajiban anda adalah tidak membuat orang lain merasakan akibat buruk dari rokok yang anda hisap. Bisakah anda (wahai perokok) untuk mendahulukan kewajiban anda daripada hak anda? Ambil hak anda, tapi dahulukan kewajiban anda..

Astaghfirullah...
sesungguhnya ujian ini untuk mengingatkan diri ini agar lebih banyak bersyukur atas nikmatNya dan senantiasa menjaga amanahNya.
Alhamdulillah, pengumpulan data sudah mencapai 2/3 langkah. Tinggal 1/3 langkah lagi. Tapi artinya saya masih harus bergulat dengan panasnya bandung, kadang bau sampahnya bandung, penuh sesaknya bus, dan mereka (para perokok) dalam beberapa waktu lagi. Ingin rasanya cepat selesai...
Allahumma'afini fi badani
Selamatkanah tubuhku dari penyakit, ya Rabb..

Sabtu, 07 Mei 2011

"no matter what they judge us, what we believe is true" (ketika hati telah memilih)

Bismillaahiraahmaanirrahiim...


Pada suatu kesempatan, saya mempersilakan "adik-adik" yang tengah duduk di depan saya untuk bertanya "Ada yang ingin di-share atau ditanyakan de'?"...Salah seorang pun bertanya "teteh, keluarga saya agak khawatir dengan penampilan saya sekarang. bagaimana memahamkannya?". Begitu lah kurang lebih pertanyaan adikku itu. Akhirnya pertanyaan itu terlontar juga. Bagaimana memahamkan keluarganya tentang penampilannya saat ini? Hmm...


Mungkin lebih tepatnya adalah menjelaskan pada keluarga bahwa "nothing have to be feared about my appearance". Jilbab terjulur menutupi dada, baju longgar, rok panjang, kaos kaki, manset dan lain-lainnya yang menyembunyikan bentuk tubuh kami, gak ada yang perlu dikhawatirkan kok. 


Sungguh saya bersyukur pada Allah, keluarga saya tidak mempermasalahkan perubahan ini (yang terjadi saat di dunia kuliah, saat jauh dari pengawasan orang tua). Orang tua saya memang sangat menekankan ajaran agama, walaupun begitu tidak "sekuat" di keluarga lain. Walaupun kadang muncul pertanyaan, namun pada intinya mereka tidak mempermasalahkan. Apa kuncinya? entahlah...saya hanya berusaha membuktikan bahwa dengan penampilan ini tidak ada hal  buruk yang terjadi, bahkan -biidznillah- perubahan yang baik lah yang terjadi. Saya hanya ingin berusaha melakukan yang benar.


Sebenernya wajar..sangat wajar kalau kekhawatiran orang-orang terdekat tentang "penampilan" ini. Berbagai info tentang teroris, aliran sesat, golongan yang menipu pengikutnya dan lain-lainnya telah menjadi makanan  tambahan mereka setiap hari. Berita -yang mengatasnamakan- ajaran  Islam itu pun menjadi faktor utama  munculnya kekhawatiran itu. Kekhawatiran yang -seharusnya- tidak perlu dikhawatirkan.


Mengapa? Jelas..apa yang perlu dikhawatirkan kalau yang kami lakukan adalah menurut Al-Qur'an...
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” (An-Nur:31).


Bukan hanya kekhawatiran yang menghampiri kami, tapi "pandangan kurang menyenangkan" pun juga sering kami alami. Di jaman dengan mode yang terus berkembang ini, pakaian seperti yang kami pakai dirasa "aneh". Entahlah dimana anehnya. Ditambah dengan pemberitaan-pemberitaan itu, akhirnya banyak orang antipati dengan orang-orang berpenampilan seperti kami.


Kami tidak ingin mengatakan bahwa muslimah yang kerudungnya tidak terjulur ke dada itu salah. Sungguh kami tidak punya kapasitas untuk men-judge suatu hal benar atau salah. Kami hanya ingin berusaha melakukan yang menurut kami benar. Itu saja... Jadi kami tidak mau mengatakan anda salah, maka apakah anda masih ingin mengatakan kami salah?


Dan untuk saudari-saudari muslimah yang mulai berkomitmen untuk mengikuti peraturanNya, yang mulai menjulurkan kerudungnya menutupi dada, yang mulai menanggalkan pakaian-pakaian yang "terlalu kecil", yang mulai lebih mencintai rok daripada celana, yang tidak lupa memakai kaos kaki ketika keluar rumah, yang lebih nyaman memakai manset, yang ingin mengamalkan An-Nur ayat 31..saya katakan "no matter what they judge us, what we believe is true".


Hmm,,,ada penggalan lagu Boyzone (No matter) yang bisa kita ambil hikmahnya ni:

No matter what they tell us
No matter what they do
No matter what they teach us
What we believe is true

No matter what they call us
However they attack
No matter where they take us
We'll find our own way back

I can't deny what I believe
I can't be what I'm not
I know I'll love forever
I know, no matter what

If only tears were laughter
If only night was day
If only prayers were answered
Then we would hear God say

No matter what they tell you
No matter what they do
No matter what they teach you
What you believe is true


......

Ketika hati telah memilih..memilih untuk lebih mendekat padaNya..inilah hidayah dariNya. Dan ketika hidayah ini telah kami dapat dengan perjuangan, tak akan kami lepas hanya karena kekahwatiran yang bersifat duniawi.. No matter where they take us, we'll find our own way back...
keep Istiqomah, keep HAMASAH.... :)


wallahu'alam bishshawab..