rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Minggu, 11 Maret 2012

..kuncinya adalah SYUKUR..

Bismillah..


Saat ini hampir tengah malam..sedikit bingung mau ngapain..antara menyiapkan bahan untuk pelatihan besok, atau merampungkan tugas laporan jiwa..keduanya kurang menarik saat ini..akhirnya mampir dulu ke blog.


Ya...alhamdulillah...satu stase lagi terlewati...semakin banyak yang didapat..benar-benar suatu proses yang melelahkan, namun sangat berkesan.


Begitu banyak kata syukur terucap hari itu. Alhamdulillah, segala puji hanya milik Nya.. hari itu, hari terakhir di stase jiwa, hari dimana digelar seminar akhir, hari dimana segala rasa terasa.
Seminar yang berjalan lancar (walaupun sedikit membuat sakit kepala), terminasi dengan pasien dan perawat, hingga pindahan kembali ke bandung,,semuanya itu membuat tak hentinya mulut dan hati ini berucap syukur pada Nya.
Ada haru yang terasa, entah apa penyebabnya.
Sedih rasanya hari itu, entah apa yang membuat sedih.
Sedih yang membahagiakan. atau bahagia yang menyedihkan. entahlah apa namanya.


STASE JIWA..sungguh luar biasa...
setelah berbulan-bulan berkutat di RSHS, berhadapan dengan berbagai kasus..namun di sini, di RS Jiwa Prov Jabar, banyak yang berbeda lagi, sangat berbeda.
Pernah hampir menangis karna sulit mendekati pasien.
Pernah hampir stress beradaptasi dengan cuaca yang dingin.
Ah, tapi semua itu LUAR BIASA.


Pernah saya melihat keluarga yang hampir menangis melihat kondisi anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa. Ada juga pemandangan mengharukan ketika dengan bahagianya seorang kakak menjemput adiknya yang hari itu diperbolehkan pulang (dia melepas sepatunya karna sandal adiknya hilang, memakaikan sepatunya tersebut ke kaki adiknya, dan ia sendiri pulang tanpa alas kaki, mengharukan!). Yang tidak kalah mengharukan ketika melihat seorang ayah yang menggendong anaknya yang juga diperbolehkan pulang hari itu (anaknya berusia lebih kurang 18 tahun, tampak mengalami retradasi mental).
dan pemandangan mengharukan lainnya..luar biasa..


Kembali ke kata syukur. Suatu saat saya ngobrol dengan seorang teman. Ia mengatakan bahwa satu pelajaran yang dia tangkap dari beberapa kasus kejiwaan di ruangannya adalah tentang satu kata bernama SYUKUR. Beberapa kasus kejiwaan kadang bermula dari hal-hal yang mungkin tidak terlalu berat. Contoh kasusnya: seorang pasien menikah dengan seorang laki-laki yang tidak ia cintai, ia kecewa dengan kondisi itu, tidak bangga pada suaminya, dan entah bagaimana ceritanya hingga ia mengalami gangguan jiwa. Satu kata kuncinya: ia tidak bersyukur. Andai saja ia mau bersyukur dengan seseorang yang dipilihkan utnuknya itu, berusaha mencintainya, dan yakin bahwa Allah berikan yang terbaik untuknya, mungkin ia tak perlu menghadapi kondisi seperti saat ini.
Dan banyak kasus lainnya, yang berawal dari berbagai penyebab, yang mengakibatkan gangguan jiwa karna manusia lupa kata syukur.


Syukur, begitu simpel katanya, dalam maknanya, kadang sulit mengaplikasikannya, namun besar pengaruhnya.
Percayalah...
Saya pun percaya, syukur yang membuat hari itu saya merasakan dua perasaan itu: sedih dan bahagia.
Bersyukur Allah memberikan kesempatan untuk menjalani praktik keperawatan jiwa ini. Bersyukur bisa mengenal mereka -pasien gangguan jiwa, perawat jiwa, dokter spesialis jiwa-, bersyukur bisa serumah dengan mereka -temen2 sekosan di cisarua-, bersykukur bisa bekerjasama dengan mereka -teman2 kelompok3-, bersyukur bisa dibimbing mereka -CI ruangan, dosen akademik-, bersyukur memiliki keluarga besar seperti mereka -teman2 kelompok stase besar-, serta bersyukur memiliki Allah ta'ala -yang menyebabkan semua ini ada-.


Dalam perjalanan pulang ke Bandung hari itu, sembari melihat pemandangan luar biasa indah di daerah Lembang dan mendengar celotehan teman-teman, saya berpikir satu hal: kunci kebahagiaan menjalani suatu proses adalah dengan mengambil hikmah positif sebanyak-banyaknya dan bersyukur.
Ya, hari itu saya sangat bahagia, dan semoga ke depannya saya akan terus bahagia, bukan saja karna akan banyak hal menyenangkan karna akan banyak juga hal yang tidak menyenangkan. Namun semoga saya tetap bahagia, dengan kata SYUKUR.



















Wallahu a'lam.. :)

0 komentar:

Posting Komentar