rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Minggu, 16 Maret 2014

catatan perjalanan menjadi IBU

Bismillaahirrohmaanirrohiim...

Sudah lama pengen posting tulisan ini, sudah berminggu-minggu  bahkan berbulan-bulan tulisan ini mengendap di notebook, dibuka lagi, ditambah lagi, diperbaharui lagi, lalu disimpan lagi. Dari yang hanya tulisan singkat, sampai panjang begini, haha.. Sekarang, saat perut makin buncit dan waktu itu semakin dekat, sy rasa sudah waktunya diposting.
Ini tentang catatan perasaan saya mengalami salah satu momen penting seorang wanita, yaitu kehamilan yang pertama.

Tanggal 6 agustus 2013, jadi hari paling bersejarah buat saya. Dengan menggunakan testpack yang dibelikan oleh suami dan dengan rasa penasaran luar biasa, malam itu saya coba kemungkinan ini. Hasilnya: dua garis, tegas sekali. Aaaah, air mata meleleh... Setelah penantian 4 bulan lamanya. Hampir tiap bulan itu sy menangis, bertanya mengapa Allah belum juga memberikan amanah itu. Maka benar, jika sudah Allah tentukan waktunya tidak akan ada yang menghalangi. Dada bergetar saat malam itu juga suami berpesan “udah mau jadi ibu, dijaga ya amanahnya”. Rasanya belum percaya, esoknya sy beli testpack lagi yang merk nya lebih dipercaya. Berhubung sy juga baru ingat kalau testpack seharusnya menggunakan urin pertama di pagi hari, maka pagi itu tanggal 8 Agustus 2013 (tepat 1 Syawal 1434H) kembali menjadi pembuktian, dan kembali hasilnya: dua garis tegas. Aaah, ini waktu yang Allah janjikan, ini saat yang Allah pilihkan, segala puji bagiNya, Allah subhanahuwata’ala..

Tanggal 16 Agustus 2013 menjadi hari pertama saya mendatangi rumah sakit ibu dan anak. Dari hasil USG, baru terlihat kantong rahimnya. Alhamdulillah, sudah 6 minggu ternyata. Saat ini lah, dimulai perjuangan trimester pertama sebagai ibu hamil. Mual, muntah, nafsu makan menurun...ah luar biasa sekali rasanya. Ditambah lagi kebingungan saya mengapa berat badan malah menurun.

Tanggal 10 september 2013, saya beralih ke klinik milik seorang dokter obgyn yang direkomendasikan ketiga kakak ipar saya. Betul saja, dokter yang satu ini sangat berbeda dengan dokter yang sebelumnya saya kunjungi. Lebih ramah, komunikatif, menjawab setiap keluhan dengan baik, dan menerangkan setiap detail yang harus saya ketahui. Dan terlihatlah si dede di usianya yang 9-10 minggu itu. Badannya sudah mulai terbentuk, tangannya melambai, dan heiii detakjantungnya sudah terdengar. Aaah,subhanallah, hampir saja air mata menetes. Masih dalam trimester pertama, keluhan mual muntah pun berlanjut.  Kondisi itu semakin parah dengan kesehatan yang menurun selama lebih dari 1 pekan. Bingung, baru kali ini sakit tapi obatnya hanya sabar. Hanya diobati dengan obat batuk herbal, madu, dan vitamin. Tidak ada obat kimia! Ditambah jadwal kerja yang harus tetap dijalani bahkan kadang harus overtime, maka penyembuhan pun jadi lebih lama. Stress sekali rasanya, apalagi melihat timbangan BB. Rasanya jarum timbangan tidak pernah bergerak ke arah kanan. Hampir tiap hari menimbang BB, sampai beberapa minggu cuma bertambah 1 kg. Kemudian saya pun bosan.

Dan tanggal 8 November 2013 jadi hari yang paling dinanti. Kembali mengunjungi dokter obgyn di klinik permata bunda. Dan senang sekali karna suami berkesempatan menemani. Hal pertama yang membuat bahagia adalah ternyata BB saya saat itu 54kg..ahaa, ternyata udah naik 4kg. Alhamdulillah.. Kemudian sang dokter bilang “Bu, anaknya laki2”,  Aaah?? Saya kaget, sudah mulai terlihat jenis kelaminnya ternyata. Kemudian dijelaskan secara detail apa yang bisa diketahui dari hasil USG. Kesimpulannya: si dede utun sehat di usianya yang 18 minggu. All praises to Allah. Saat itu mulai berkurang kebiasaannya memuntahkan makanan. Walaupun mual kadang masih melanda, tapi mungkin karna umminya yang kadang bandel telat makan. Beberapa baju mulai terasa sesak. Seragam kerja sudah diganti dengan seragam kerja khusus hamil.

Kemudian tanggal 9 Desember 2013, saya sempat kebingungan bagaimana cara kontrol ke dokter kandungan. Suami bulan ini cukup sibuk di hari kerja sehingga agak sulit untuk izin, sedangkan ibu tidak memungkinkan untuk diajak naik kendaraan umum. Alhamdulillah, adik ipar dengan senang hati mengantar. Berat badan saya hanya bertambah 1kg menjadi 55kg. Kemudian dari hasil USG terlihat si dede sudah makin berkembang. Saya bertambah penasaran dan “menyerang” dokter dengan berbagai pertanyaan. Memasuki usia kehamilan ini hal yang paling menyenangkan adalah nafsu makan bertambah. Mulai senang lirik makanan. Ada yang menyenangkan, pun ada yang kurang menyenangkan: keluhan sakit pinggang dan perut. Ah ya, perut makin membuncit. Masyaa Allah, luar biasa sekali Allah menciptakan manusia. Perut ini bisa elastis untuk tempat berkembang si dede. Kadang terasa sakit memang, tapi takjub sekali melihat perkembangannya.

Kunjungan berikutnya tanggal 27 Januari 2014, dari jadwal sebelumnya jadwal bulan ini termasuk yang cukup terlambat. Ada beberapa kondisi yang membuat jadwal terus mundur, kondisi yang membuat energi juga harus dikeluarkan lebih besar dari biasanya. Ada satu hal yang membuat kondisi lainnya jadi berubah dan tidak biasanya. Sempat khawatir, apakah berpengaruh buruk buat si dede. Namun lagi-lagi harus memperbanyak syukur. Berat badan ternyata melonjak mencapai angka 59kg. Dari hasil USG, dede berkembang luar biasa. Saat ini buah zakarnya terlihat jelas. Maka pencarian nama pun dimulai, hehe..

Hari itu, tanggal 18 februari 2013, hari yang membuat saya ingin meneteskan air mata. Suami keukeuh menemani kontrol ke dokter obgyn. Pagi-pagi berangkat ke kantornya di Indramayu untuk absen dan izin. Kemudian kembali lagi ke kota cirebon, menunggu hampir 2 jam untuk dipriksa dokter, mengantar sy kembali ke rumah dan kembali ke kantornya di Indramayu. Malam nya kembali keukeuh menjemput saya pulang kerja dari RS padahal kondisi hujan lebat, beliau pergi berjalan kaki (karna siangnya saya berangkat ke RS mengendarai motor). Beliau membawa payung besar kemudian naik angkot untuk mencapai RS tempat saya bekerja. Sampe di sana masih harus menunggu lama karena pasien yang banyak membuat proses operan berlangsung agak lama. Agak kesel melihat suami senekat itu, namun saat ditanya, jawabannya: kan kangen dede, kasian ujan2an. Rasa kesal berubah rasa haru  ingin menangis. Suami siaga bukan saat akan melahirkan saja, tapi setiap saat. Allah, berkahi slalu beliau... Dan tentang si dede, masih sama: sehat. Kata dokter kondisi ini memungkinkan sekali untuk dilahirkan secara normal. Beratnya sekitar 2,1 kg. Cukup untuk usianya yang masuk minggu ke-33. Alhamdulillah.

Saat ini, si calon ikhwan sholeh ini memasuki minggu ke-37 berkembang di rahim ini. Rongga perut pun terus membesar, memberi tempat si calon ikhsol ini untuk terus berkembang. Keluhan bertambah, sekarang jadi sering sekali BAK, tidur sulit mencari posisi yang tepat (miring berat, terlentang malah engap), kaki mulai bengkak, dll. Minggu ke-37 akan segera berakhir, masuk minggu ke-38. Menurut dokter, usia 37-38 minggu memasuki usia matang. Jika sehat, bisa saja bayi siap lahir. Ah, rasanya masih bingung, deg2an,tidak siap. Apalagi melihat pengalaman 2 teman perawat di RS yang telah dulu melahirkan juga maju sekitar 3-4minggu dari taksiran. Apakah itu artinya dalam pekan depan mungkin si dede akan lahir? Allah, saya serahkan urusan ini padaMu, berikan yang terbaik untuk si dede dan sy. Namun jika boleh meminta, semoga lahirnya sesuai taksiran aja. Karena: pertama, cuti saya baru mulai terhitung 1 april 2014; kedua, minggu ini  suami masih berada di jakarta untuk diklat selama 3 minggu terhitung tanggal 3 Maret 2014. Aaah, berat rasanya menjalani hari tanpa suami. Maka saya acungkan 4 jempol untuk teman-teman yang menjalani hubungan jarak jauh dengan suaminya, bahkan yang menjalani kehamilan saat jauh dari suami. Ah, tampaknya butuh ruang khusus membahas bagaimana besarnya peran suami saat saya hamil. Sungguh suatu saat nanti anak saya akan tahu, bukan hanya ibunya ini yang menjalani berbagai perjuangan, namun besar juga pengorbanan ayahnya selama kehamilan ini.

Menanti saat itu tiba, dengan segala persiapan seadanya. Alhamdulillah perlengkapan bayi yang sedikit demi sedikit dipersiapkan sejak akhir februari sudah cukup lengkap sekarang. Menyambutnya dengan kondisi terbaik adalah harapan yang begitu sangat saya dambakan. Berkembang terus ya nak, kuat dan sehat, afwan jika ummi sering dzolim selama dirimu ada dalam kandungan, sampai bertemu di dunia...tempat kita melanjutkan perjuangan bersama abi untuk menjadi sebaik-baik manusia..


0 komentar:

Posting Komentar